SENTANI - Pemerintah Kabupaten Jayapura menyatakan sudah tidak ada kasus kematian babi di daerah setempat. Sebelumnya di Kampung Nolokla dan Ayapo, Distrik Sentani Timur, terdapat kasus kematian akibat African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika.
“Memang setelah kematian babi beberapa waktu di Kampung Nolokla dan Ayapo, kami langsung melakukan vaksin masal kepada populasi babi yang hidup untuk mencegah penyebaran virus ASF,” kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Jayapura, Adorsina Wompere di Jayapura, Antara, Rabu, 3 Juli.
Untuk memastikan sudah tidak ada penyebaran virus ASF di Kampung Nolokla dan Ayapo, pihaknya akan melakukan survei pada bulan ini dan Agustus 2024.
“Ketika dari survei dan hasil sampelnya tidak ada lagi virus ASF maka kami akan meminta kepada Pemerintah Provinsi Papua untuk mengeluarkan surat edaran mengenai status baru tentang kondisi terkini meskipun belum enam bulan,” ujarnya.
Dia menjelaskan status baru kondisi terkini Provinsi Papua yang bebas virus ASF supaya perekonomian masyarakat bisa kembali berjalan.
“Kami ketika turun ke lapangan, selalu saja ada keluhan dari peternak yang tidak bisa mengirimkan babinya ke luar Jayapura khususnya ke wilayah pegunungan, kalaupun bisa biaya pengecekan sampel babi per ekor saja Rp500 ribu,” katanya.
Dia menambahkan status kedaruratan mengenai bahaya penyebaran virus ASF penting, tetapi perekonomian masyarakat juga penting untuk menjaga kelangsungan hidup manusia.
BACA JUGA:
“Kami berharap Pemerintah Provinsi Papua bisa mengerti dan mencabut status kedaruratan virus ASF sehingga pengiriman babi intra Papua dapat kembali berjalan,” ujarnya.