Bagikan:

KLATEN - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan aktivitas di radius 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi yang kini berada pada level tiga siaga.

Gunung Merapi yang berbatasan dengan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah (Jateng) mengeluarkan awas panas sebanyak 20 kali pada Senin 1 Juli pagi hingga malam.

Pada pukul 06.00 WIB pagi teramati 6 kali guguran lava ke arah barat daya atau Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 1.600 meter. Gunung Merapi kembali mengembuskan guguran awan panas satu kali pada pukul 07.47 WIB dengan jarak luncur 1.000 meter. Sementara pada pukul 20.28 WIB, Gunung Merapi kembali mengeluarkan awas panas sebanyak 13 kali.

BPPTKG menyebut, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.

Menurut BPPTKG, data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.

“Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya. Masyarakat harus mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi,” ujar petugas BPPTKG Yulianto.