Bagikan:

JAKARTA - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan, Gunung Merapi di perbatasan Provinsi Jawa Tengah-Daerah Istimewa Yogyakarta kembali meluncurkan awan panas guguran dengan jarak luncur maksimum 3,5 kilometer. 

BPPTKG mencatat sudah tujuh kali Gunung Merapi luncurkan awan panas dan mengarah ke Kali Krasak.

Menurut laporan BPPTKG, Gunung Merapi meluncurkan awan panas guguran selama 360 detik pada pukul 14.49 WIB, lalu kembali meluncurkan awan panas masing-masing selama 120 detik pada pukul 14.56 WIB dan pukul 14.59 WIB.

Gunung berapi itu selanjutnya meluncurkan awan panas guguran masing-masing selama 137 detik pada pukul 15.06 WIB dan pukul 15.09 WIB, lalu kembali meluncurkan awan panas pada pukul 15.32 WIB selama 106 detik dan pada pukul 15.32 WIB selama 123 detik.

"Masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah bahaya yang direkomendasikan," kata Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso dalam laporannya dilansir dari Antara. 

Menurut laporan BPPTKG, Gunung Merapi selama periode pengamatan Jumat pukul 12.00 hingga 18.00 WIB juga mengalami delapan kali gempa awan panas guguran, 27 kali gempa guguran, tujuh kali gempa fase banyak, dan empat kali gempa vulkanik dangkal.

Agus menyampaikan adanya potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi di sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Boyong (sejauh maksimal lima kilometer) serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng (sejauh maksimal tujuh kilometer).

Potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas Gunung Merapi juga meliputi sektor tenggara yang mencakup Sungai Woro (sejauh maksimal tiga kilometer) dan Sungai Gendol (sejauh maksimal lima kilometer).

Menurut BPPTKG, apabila terjadi letusan eksplosif maka lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi dapat menjangkau area dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.

BPPTKG mengimbau warga untuk mewaspadai gangguan akibat abu vulkanik Gunung Merapi serta bahaya lahar di daerah sekitar gunung api tersebut saat hujan turun.