JAKARTA - Nilai tukar rupiah semakin tidak berdaya di hadapan dolar Amerika Serikat (AS). Pada pembukaan perdagangan Senin 23 Maret, rupiah di pasar spot melemah 0,09 persen ke level Rp 15.975 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futurs, Ariston Tjendra mengatakan, rupiah kemungkinan bisa tertekan lagi hari ini mengikuti sentimen negatif yang membayangi pergerakan aset berisiko pagi ini.
"Pagi ini, indeks saham futures AS, indeks saham Australia, Nikkei dan Kospi yang bergerak negatif serta sebagian mata yang Asia yang melemah terhadap dolar AS," ujar Ariston kepada VOI.
Kekhawatiran terhadap peningkatan penyebaran virus corona (COVID-19) ditambah dengan stimulus pemerintah AS senilai 1,3-2 triliun dolar AS yang belum mencapai kata sepakat dengan senat AS, menjadi penyebab sentimen negatif tersebut.
Di sisi lain, WHO masih terus melaporkan peningkatan kasus penularan wabah corona di dunia yang sudah mencapai 294 ribu positif. Sementara pasar masih menunggu kabar kesepakatan stimulus pemerintah AS malam ini.
"Bila sepakat, ini bisa membantu memberikan sentimen positif ke pasar keuangan karena stimulus yang besar," ujar Ariston.
Ia memperkirakan, pergerakan rupiah hari ini masih berpotensi melemah dengan kisaran pergerakan Rp15.900-16.225 per dolar AS.