Bagikan:

JAKARTA - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyebut akan melakukan modifikasi cuaca untuk menekan tingkat polusi udara Jakarta yang saat ini masih tinggi.

Dalam beberapa waktu terakhir, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta kerap di atas angka 150 berdasarkan situs pengukur IQAir. Artinya, kualitas udara Jakarta tergolong tidak sehat.

Heru mengaku telah menginstruksikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta untuk melaksanakan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk mengatasi masalah tersebut.

"BPBD saya minta untuk bisa melakukan beberapa rekayasa cuaca supaya bisa menurunkan masalah situasi kondisi Jakarta saat ini," kata Heru ditemui di RSUD Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat, 21 Juni.

Tingginya polusi udara di Jakarta memasuki musim kemarau kembali jadi sorotan. Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto meminta daerah penyangga ikut membantu menekan pencemaran udara di daerahnya.

Asep memandang, pemerintah daerah aglomerasi Jabodetabekjur yakni Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Cianjur perlu mengetatkan pengawasan pabrik yang mencemari udara lewat cerobong asap. Sebab, tak dipungkiri kerap kali polusi tersebut terbawa angin hingga ke Jakarta.

“Kami mendorong pemerintah daerah di sekitar Jakarta untuk lebih ketat dalam mengawasi industri di wilayahnya yang berpotensi mencemari udara di sana dan terbawa angin ke Jakarta,” ucap Asep.

Dalam beberapa hari terakhir, angin Jakarta dominan berasal dari arah timur dan timur laut. Hal ini didasarkan pada analisis HYSPLIT (Hybrid Single-Particle Lagrangian Integrated Trajectory) yang menyimulasikan pergerakan dan penyebaran polutan di atmosfer, sehingga membantu dalam memahami sumber dan dampak polusi udara.

Di satu sisi, Asep mengklaim Pemprov DKI terus melanjutkan upaya serius dalam menanggulangi penurunan kualitas udara di Jakarta dari berbagai sumber emisi, termasuk industri dan kendaraan bermotor.

"Walaupun di tengah-tengah kondisi udara yang sedang menurun, Pemprov DKI sudah memiliki langkah yang jelas dalam menanggulangi pencemaran udara. Kita sedang dalam proses menyelesaikan itu," ungkap Asep.

Namun, Asep juga mengingatkan pentingnya perubahan perilaku masyarakat dengan beralih menggunakan transportasi publik, bersepeda, dan berjalan kaki untuk mobilisasi jarak dekat demi membantu memperbaiki kualitas udara.

“Itu juga kami kampanyekan. Selain itu, upaya jangka pendek juga kita tempuh dengan mengimbau pengelola gedung-gedung tinggi agar memasang water mist dan memperketat uji emisi kepada pemilik kendaraan bermotor di Jakarta,” urainya.