Bagikan:

JAKARTA - Salah satu pendiri Partai Demokrat Ilal Ferhard, menyebut Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) alami kepanikan (panic syndrome) menanggapi hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, Sumatera Utara. Sehingga, berbagai cara dilakukan guna mendapatkan dukungan.

Hal itu dikatakan Ilal menanggapi aksi demonstrasi sejumlah mahasiswa yang menggeruduk kantor Demokrat di Menteng, Senin malam, 15 Maret.

"Saat ini kubu AHY dan SBY ini kan ibaratnya dengan adanya KLB seperti kebakaran jenggot. Artinya sampai turun gunung, membuat safari politik sampai ke sana kemari. Jadi apapun bentuk yang dia lakukan itu adalah bentuk kepanikan kalau menurut saya," ujar Ilal dihubungi VOI, Selasa 16 Maret.

Menurut Ilal, sikap ini biasanya ditunjukkan oleh orang yang memiliki satu kesalahan tetapi tengah berupaya mencari cara untuk memperbaiki kesalahan lainnya. Seperti masalah digelaran kongres tahun 2020.

"Atas persoalan tersebut sebenarnya AHY sudah mengetahui. Karena ramai dan KLB sudah terjadi jadi disikapi dengan berbagai macam cara. Terakhir di DPR sampai membawa nama-nama perguruan tinggi. Ini sebetulnya salah satu bentuk kepanikan," kata Ilal lagi.

Ilal menilai, semestinya persoalan KLB Deli Serdang bisa ditanggapi santai oleh AHY dengan menunggu hasil keputusan dari Kementerian Hukum dan HAM.

"Jadi sebetulnya jika AHY mengetahui soal KLB ya biarkan saja kubu KLB mendaftar dan melakukan laporan dsb, sampai menunggu hasil dari KemenkumHAM. Tidak perlu sampai ketemu pak JK pakai baju batik sampai ikrar di DPR," jelas Ilal.

Ilal menyayangkan bentuk kepanikan AHY sehingga merugikan berbagai pihak. "Yang tadinya enggak mau ikut campur akhirnya timbul untuk terlibat. Sehingga amarah mahasiswa dengan adanya catut mencatut, wajar lah mereka tidak terima," katanya.

Paling tidak, sambung Ilal, para mahasiswa tersebut diajak bicara dulu karena tidak ada kaitannya dengan partai politik. Pun dengan pengurus partai di daerah agar jangan diperintah untuk mendatangi KemenkumHAM supaya menolak laporan KLB Deli Serdang.

"Kan enggak nyambung. Tidak ada korelasi sama halnya dengan pengurus-pengurus daerah datang ke KemenkumHAM di daerah untuk jangan diterima atau jangan adanya penerimaan KLB versi Deli Serdang. Itu kan korelasi enggak nyambung. Makanya Jaka Sembung semua disini," bebernya.

"Maka saya bilang, ini sangat tidak mendasar bahwa mestinya AHY dan SBY menyikapi KLB dengan wise (bijak), santai, kan orang-orang pintar," tandas Ilal.

Seperti diketahui, sejumlah mahasiswa menggelar aksi demonstrasi di depan kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Senin malam, 15 Maret 2021.

Salah seorang peserta aksi yang mengaku sebagai mahasiswa Universitas Krisnadwipayana mengatakan, AHY telah mencatut nama kampusnya dalam memberikan dukungan kepada putra sulung SBY itu.

"Padahal sudah dikonfirmasi oleh rektor, ternyata tidak ada anak Unkris yang ikut acara AHY," katanya.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menemui sejumlah mahasiswa yang melakukan orasi perihal perlawanan terhadap ketidakadilan demokrasi di tubuh partai Demokrat, Senin, 15 Maret.

Ada 10 perwakilan mahasiswa yang menyampaikan orasi. Diantaranya berasal dari Universitas Mpu Tantular, Universitas Ibnu Chaldun, Universitas Bung Karno, Universitas Islam Jakarta, Universitas Borobudur, Universitas Islan As Syafiah, Universitas Krisnadwipayana, Universitas Kristen Indonesia, Universitas Bina Sarana Informatika, Universitas Jayabaya, dan Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia.