Bagikan:

JAKARTA - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengatakan, perjanjian kemitraan strategis komprehensif antara Rusia dan negaranya akan membantu menjaga perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut.

Perjanjian baru itu ditandatangani oleh Pemimpin Kim dan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela pertemuan mereka di Istana Kumsusan, Pyongyang, Hari Rabu.

"Tidak ada keraguan bahwa Perjanjian Kemitraan Strategis Komprehensif antara Korea Utara dan Rusia sebagai program yang hebat akan menjamin hubungan persekutuan antara Korea Utara dan Rusia selama satu abad, (perjanjian itu) akan berkontribusi penuh untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan ini, tujuan untuk membangun negara yang kuat dan kepentingan bersama kedua negara, Korea dan Rusia, serta akan menempatkan keamanan kedua negara pada fondasi yang lebih dapat diandalkan," ujar Pemimpin Kim dalam sebuah resepsi untuk menghormati Presiden Putin, melansir TASS 19 Juni.

Lebih lanjut Pemimpin Kim menggambarkan perjanjian itu sebagai peristiwa penting dan besar yang terjadi "di jalur perkembangan hubungan Rusia-Korea Utara", hasil cemerlang yang dicapai melalui upaya dan perhatian Presiden Rusia.

Selain itu, Pemimpin Kim menggambarkan perjanjian itu sebagai "perjanjian antar negara yang paling kuat dan komprehensif dalam sejarah hubungan persahabatan antara Rusia dan Korea Utara."

Diberitakan sebelumnya, Pemimpin Kim mengatakan, perjanjian mengenai kemitraan strategis komprehensif baru antara negaranya dengan Rusia bersifat damai dan defensif.

"Perjanjian yang kuat ini tidak lebih dari sebuah dokumen yang benar-benar konstruktif, menjanjikan, murni bersifat damai dan defensif," ujar Pemimpin Kim usai penandatanganan.

"Saya tidak ragu ini akan menjadi kekuatan pendorong yang akan mempercepat upaya untuk membangun dunia multipolar baru," tambahnya.

Pemimpin Kim menegaskan, perjanjian itu sesuai dengan sifat strategis hubungan antara kedua negara di era baru.

"Waktu telah berubah, begitu pula status Korea Utara dan Rusia dalam geopolitik global," tandasnya.

Adapun Presiden Putin mengatakan, perjanjian baru ini akan menjadi dasar untuk hubungan jangka panjang.

"Hari ini, sebuah dokumen fundamental baru telah disiapkan yang akan menjadi dasar bagi hubungan kami untuk perspektif jangka panjang," jelas Presiden Putin.

Seperti yang dijelaskan oleh Ajudan Presiden Rusia Yury Ushakov, dokumen baru ini menggantikan perjanjian persahabatan dan bantuan timbal balik tahun 1961, perjanjian tahun 2000 tentang hubungan bilateral, serta Deklarasi Moskow dan Pyongyang tahun 2000 dan 2001.

Menurut Ushakov, dokumen baru ini diperlukan karena adanya perubahan besar dalam situasi geopolitik di kawasan dan di seluruh dunia serta hubungan bilateral antara Rusia dan Korea Utara.

Pejabat Kremlin itu mengatakan, dokumen baru itu akan mematuhi semua prinsip-prinsip dasar hukum internasional, tidak akan bersifat konfrontatif atau ditujukan kepada negara manapun dan bertujuan untuk memastikan stabilitas yang lebih besar di Asia Timur Laut.