Bagikan:

JAKARTA - Wali Kota Surakarta sekaligus Wakil Presiden Terpilih periode 2024–2029 Gibran Rakabuming Raka menyumbangkan hewan kurban satu ekor sapi jenis limosin dengan berat sekitar 700 kilogram di Masjid Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Kepala Kantor Masjid Al-Azhar Tatang Komara mengatakan, sapi tersebut diserahkan oleh Gibran melalui stafnya pada Sabtu (15/6). Selain dari Gibran, hewan kurban di Masjid Al-Azhar juga berasal dari jamaah dan internal Al-Azhar.

“Tahun ini terima kasih kepada Pak Gibran sudah menitipkan satu ekor sapinya di sini, jenis limosin dengan ukuran berat 700 kilogram,” kata Tatang saat ditemui di Masjid Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu.

Di hadapan jamaah sebelum shalat dimulai, Tatang menyampaikan bahwa Masjid Al-Azhar sendiri telah menerima hewan kurban sebanyak 13 ekor sapi dan 63 ekor kambing hingga hari Minggu ini.

Lebih lanjut, Ketua Takmir Masjid Al-Azhar Zahrudin Sultoni menjelaskan, penyembelihan hewan kurban akan dilaksanakan pada Senin 17 Juni hingga Selasa 18 Juni.

“Insyaallah penyembelihan kurban besok pagi, dua hari, karena cukup banyak hewan kurban yang diterima oleh panitia, sehingga penyembelihannya membutuhkan waktu dua hari. Insyaallah,” tuturnya.

Zahrudin mengatakan, pelaksanaan shalat Iduladha di Masjid Al-Azhar berjalan lancar. Dia memperkirakan, ada sekitar lima ribu jamaah yang hadir.

“Alhamdulillah, di ruang utama atas, lalu di aula, serta di seluruh selasar Masjid Agung Al-Azhar dipenuhi oleh jamaah, termasuk sampai ke jalan. Subhanallah, luar biasa,” ucapnya.

Masjid Al-Azhar, tambah Zahrudin, melaksanakanan shalat Iduladha pada tanggal 16 Juni 2024 karena merujuk jadwal wukuf di Arafah yang dilaksanakan pada tanggal 15 Juni 2024.

“Al-Azhar punya komitmen bahwa ketika Idul Fitri kita mengikuti hasil Sidang Isbat Kementerian Agama, tapi untuk Iduladha kita mengikuti wukuf di Arafah,” jelas dia.

Akan tetapi, menurut Zahrudin, perbedaan dalam melaksanakan shalat id merupakan hal biasa, sehingga masyarakat tidak perlu terpecah-belah karena perbedaan tersebut.

“Kita tidak perlu saling mengklaim bahwa dirinya benar, semuanya benar karena landasannya adalah landasan syari, Al Quran dan As Sunah,” ujarnya.