Bagikan:

JAKARTA - Hamas mengatakan pihaknya melakukan 'penyergapan terhadap kendaraan musuh (Israel-red)' di distrik Tal as-Sultan di Kota Rafah Selatan.

Pejuang Hamas membunuh delapan tentara Israel yang bepergian dengan kendaraan militer di Rafah setelah menembakkan granat berpeluncur roket (RPG) dan kemudian menyergap pasukan pendukung yang dikerahkan ke tempat kejadian.

Serangan pada hari Sabtu, disebut sebagai salah satu hari paling mematikan bagi tentara Israel di Gaza dalam beberapa bulan terakhir karena invasi darat di wilayah selatan terus meningkat.

Brigade Qassam, sayap bersenjata Hamas, mengatakan bahwa tentaranya “melakukan penyergapan kompleks terhadap kendaraan musuh” di lingkungan Saudi di distrik Tal as-Sultan, kota Rafah barat.

Kelompok bersenjata tersebut mengatakan mereka menembakkan RPG Yassin-105 ke buldoser militer D9, membunuh dan melukai sejumlah tentara Israel yang tidak diketahui identitasnya. Sebuah kendaraan “pasukan penyelamat” yang kemudian tiba juga diserang, “mengakibatkan kehancuran dan kematian semua penumpangnya”.

Tentara Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa delapan tentara tersebut “jatuh selama aktivitas operasional di Gaza selatan”, tanpa menjelaskan lebih lanjut. Daniel Hagari, juru bicara militer Israel, mengatakan penyelidikan akan dilakukan untuk mengetahui bagaimana sebenarnya serangan itu terjadi.

“Kami berupaya untuk melucuti senjata semua pejuang untuk mencegah Hamas menargetkan warga sipil lagi seperti pada tanggal 7 Oktober. Hari ini, kami kembali menerima pengingat akan besarnya harga yang harus kami bayar akibat perang ini, dan kami memiliki tentara yang siap mengorbankan nyawa mereka. hidup untuk membela Israel,” kata Hagari dalam pernyataan yang disiarkan televisi.

Setidaknya 307 tentara Israel telah tewas dan ribuan lainnya terluka sejak 27 Oktober ketika invasi darat ke Gaza dilancarkan. Setidaknya 37.296 warga Palestina – sebagian besar perempuan, anak-anak, dan orang tua – telah tewas sejak perang dimulai pada 7 Oktober, kata kementerian kesehatan Gaza.