Bagikan:

SURABAYA - Pengendalian inflasi di wilayah Jawa Timur (Jatim) memenuhi target yang ditentukan yaitu 2,82 persen, hal ini diungkap Penjabat (Pj) Gubernur Jatim Adhy Karyono.

"Tim Pengendali Inflasi Daerah atau TPID Jatim berhasil menjaga stabilitas dan harga pangan di kisaran perhitungan secara year on year sebesar 2,82 persen," katanya melalui keterangan tertulis yang diterima di Surabaya, dilansir dari ANTARA, Sabtu, 15 Juni.

Menurut dia, inflasi di Jatim yang terkendali menunjukkan strategi-strategi yang diterapkan untuk menjaga stabilitas harga bahan pangan sudah on the track dan berjalan dengan sangat baik.

Adhy menggarisbawahi pesan Presiden Joko Widodo terkait pentingnya melakukan langkah antisipasi selama musim kemarau panjang.

"Produktivitas daerah penopang pangan nasional harus tetap terjaga. Bahkan kalau bisa meningkatkan hasil bahan pangan yang berlipat," ujarnya.

Ia mengungkapkan Jatim memiliki lahan yang sangat luas dan menghasilkan beberapa komoditas bernilai surplus.

Salah satunya yang utama adalah beras. Namun, Adhy memastikan, meski percaya diri akan tetap surplus di tahun ini, Pemprov Jatim juga telah mengambil langkah antisipasi menghadapi kemarau panjang.

"Ancaman musim kemarau di antaranya adalah potensi terjadinya pengurangan stok akibat menurunnya produktivitas. Maka dari itu, harus kita antisipasi agar produktivitas tetap terjaga dan kalau bisa ditingkatkan," tuturnya.

Terlebih pemerintah pusat telah memberikan sejumlah bantuan. Di antaranya sebanyak 6 ribu pompa air untuk sektor pertanian di Jatim.

Dengan bantuan pompa dari pemerintah pusat tersebut, masa panen bisa ditingkatkan dari yang semula satu kali menjadi dua hingga tiga kali dalam setahun.

"Jika hasil panen melimpah, bisa menjaga stabilitas inflasi dan daya beli masyarakat dengan baik. Selain itu mampu mencegah gagal panen di musim kemarau sehingga kebutuhan dan ketersediaan pasokan yang selama ini disuplai Jatim kepada 20 provinsi dapat terpenuhi,"pungkasnya.