JAKARTA - Perubahan yang diminta Hamas terhadap proposal gencatan senjata yang didorong oleh Amerika Serikat "tidak signifikan", mencakup penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza, kata seorang pemimpin senior dalam kelompok itu pada Hari Kamis.
Dikatakan olehnya, Hamas telah menuntut untuk memilih daftar 100 warga Palestina dengan hukuman terlama yang akan dibebaskan dari penjara Israel.
Sementara, dokumen Israel telah mengecualikan 100 tahanan dengan hukuman terlama, membatasi pembebasan hanya untuk tahanan dengan hukuman kurang dari 15 tahun yang tersisa, kata pejabat Hamas.
"Tidak ada amandemen yang signifikan yang menurut pimpinan Hamas, membuat kami keberatan," kata pejabat senior tersebut, melansir Reuters 13 Juni.
Tuntutan kelompok tersebut juga mencakup rekonstruksi Gaza; pencabutan blokade, termasuk pembukaan penyeberangan perbatasan; mengizinkan pergerakan orang dan mengangkut barang tanpa batasan," lanjutnya.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada Hari Rabu, Hamas telah mengusulkan banyak perubahan. Beberapa tidak dapat dilaksanakan, tetapi para mediator bertekad untuk menutup celah tersebut.
AS mengatakan Israel telah menerima proposalnya, tetapi Israel belum menyatakannya secara terbuka. Sementara, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah berulang kali mengatakan, Israel tidak akan berkomitmen untuk mengakhiri kampanyenya sebelum Hamas disingkirkan.
BACA JUGA:
Diketahui, para negosiator dari AS, Mesir dan Qatar telah mencoba selama berbulan-bulan untuk memediasi gencatan senjata dalam konflik tersebut.
Perang terbaru di Gaza pecah usai kelompok militan pimpinan Hamas menyerang wilayah selatan Israel pada 7 Oktober 2023, menewaskan 1.200 orang dan menculik sekitar 250 orang lainnya, menurut penghitungan Israel.
Di sisi lain, otoritas kesehatan Gaza pada Hari Rabu mengumumkan, jumlah korban tewas warga Palestina sejak perang pecah telah mencapai 37.202 jiwa dan 84.932 lainnya luka-luka, dikutip dari WAFA.