Bagikan:

JAKARTA - Hasil investigasi Amerika Serikat tidak menemukan adanya bukti pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh Brigade Azov Ukraina, membuka jalan bagi satuan militer itu untuk menggunakan senjata Amerika Serikat dan mendapatkan pelatihan, kata Departemen Luar Negeri, mengutip disinformasi Rusia yang mendiskreditkan satuan itu.

Hukum AS melarang pasukan keamanan asing dari bantuan militer AS jika mereka telah melakukan pelanggaran berat hak asasi manusia, tetapi tinjauan terhadap Garda Nasional Brigade Azov Pasukan Khusus ke-12 Ukraina mengizinkan mereka untuk menerima dana AS, kata departemen tersebut dalam sebuah pernyataan.

"Setelah peninjauan menyeluruh, Brigade Azov Pasukan Khusus ke-12 Ukraina lulus pemeriksaan Leahy sebagaimana yang dilakukan oleh Departemen Luar Negeri AS," tulis departemen tersebut, mengacu pada Hukum Leahy, dilansir dari Reuters 12 Juni.

Langkah tersebut memungkinkan Pemerintahan Presiden Joe Biden untuk membatalkan larangan yang telah berlaku selama satu dekade terhadap penggunaan senjata AS oleh unit militer Ukraina, menurut The Washington Post, yang pertama kali melaporkan keputusan tersebut.

Brigade Azov, yang berakar dari sayap kanan dan ultra-nasionalis, merupakan bagian dari Garda Nasional Ukraina dan berkembang dari batalyon yang dibentuk pada tahun 2014 dan bertempur melawan separatis yang didukung Rusia yang memisahkan diri dari wilayah Ukraina timur.

Unit tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan, senjata Barat akan meningkatkan kemampuan tempur para pejuang mereka dan menyelamatkan nyawa. Mereka menyampaikan rasa terima kasih atas upaya yang dilakukan untuk mencabut larangan tersebut meskipun ada propaganda Rusia tentang kelompok tersebut.

Brigade tersebut diagungkan di Ukraina karena membela negara tersebut dari invasi Rusia dan khususnya kota Mariupol di selatan.

"Disinformasi Rusia telah secara aktif berupaya mendiskreditkan Brigade Pasukan Khusus Azov" dengan mencoba menyamakannya dengan milisi tahun 2014 yang bubar pada tahun 2015, kata Departemen Luar Negeri.

"Komposisi Brigade Pasukan Khusus Azov sangat berbeda," lanjutnya.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebut langkah tersebut "sangat negatif."

Peskov, dalam sebuah pengarahan dengan wartawan, menyebut pasukan brigade tersebut sebagai "unit bersenjata ultra-nasionalis."

"Perubahan posisi mendadak oleh Washington ini menunjukkan bahwa mereka tidak akan menghindar dari apa pun dalam upaya mereka untuk menekan Rusia, menggunakan Ukraina dan rakyat Ukraina sebagai alat di tangan mereka, dan bahkan siap untuk menggoda neo-Nazi," kata Peskov.

Sementara di sisi lain, tidak ada komentar langsung dari perwakilan Kyiv.