Bagikan:

JAKARTA - Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen mengatakan pada Hari Selasa, dirinya masih dalam pemulihan baik secara fisik maupun mental dari serangan di pusat Kota Kopenhagen minggu lalu, memperingatkan tentang lebih banyak agresi di depan umum.

Seorang pria Polandia berusia 39 tahun ditahan atas serangan yang menyebabkan PM Frederiksen menderita cedera leher ringan.

"Saya belum menjadi diri saya sendiri," kata Frederiksen dalam sebuah wawancara dengan penyiar DR, melansir Reuters 11 Juni.

Pelaku penyerangan berada di bawah pengaruh alkohol dan narkoba pada saat itu, tidak ada yang menunjukkan motif politik, kata pihak berwenang.

Serangan itu terjadi hanya tiga minggu setelah Perdana Menteri Slovakia Robert Fico terluka parah dalam sebuah upaya pembunuhan.

"Saya mengurus pekerjaan saya sebagai perdana menteri, dan saya akan selalu melakukannya. Saya juga dapat melakukannya selama akhir pekan, tetapi tidak dengan cara yang sama seperti yang biasa saya lakukan," lanjut PM Frederiksen.

Lebih jauh PM Frederiksen mengatakan, dia telah menyaksikan pergeseran dalam ranah publik dalam beberapa tahun terakhir.

"Kita semua mengalami di seluruh partai (politik) bahwa batas-batas berubah secara liar," katanya.

"Ada ancaman dalam jangka waktu yang lama, nada yang sangat kasar di media sosial, yang semakin memburuk, dan terutama setelah perang di Timur Tengah, banyak teriakan di depan umum, orang-orang berperilaku sangat, sangat agresif," urai PM Frederiksen.

Diketakan, Denmark yang ramah sepeda menempati peringkat dalam survei sebagai salah satu yang paling bahagia di dunia, dengan orang Denmark bangga akan inklusivitas, kesetaraan dan model kesejahteraan yang murah hati.

"Kami bangga dengan negara yang perdana menterinya bersepeda ke kantor," katanya.

"Namun sebuah pergeseran telah terjadi. Saya selalu menyediakan diri saya, tetapi pemandangan jalanan telah berubah, dan ada tempat-tempat di mana kita tidak bisa lagi pergi, setidaknya sebagian dari kita para politisi," tandasnya.