Bagikan:

JAKARTA - Seorang warga kamp pengungsi Nuseirat di Gaza, Palestina mengatakan mengatakan pada Hari Minggu, ia melihat anggota militer Israel menyamar sebagai pejuang Hamas dan warga sipil Palestina selama operasi untuk menyelamatkan empat sandera Sabtu lalu.

"Saya melihat pasukan khusus yang datang. Mereka mengenakan seragam militer seperti pejuang perlawanan, membawa helm dan mengenakan tanda-tanda perlawanan, memberi kesan kepada orang-orang bahwa mereka adalah pejuang perlawanan, tetapi sebenarnya, mereka adalah unit pasukan khusus Israel," kata Khalil Al Tirawi kepada CNN, seperti dikutip 10 Juni.

Tirawi mengatakan dia melihat militer Israel datang dengan mobil, "berpakaian seragam militer dan sipil setempat," setelah itu terjadi baku tembak, dan dia melihat rudal "berjatuhan dari segala arah."

"Saya berusia 60 tahun dan belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Ini di luar imajinasi, serangan tembakan hebat, rudal artileri, roket. Itu adalah sesuatu yang tidak terbayangkan oleh pikiran manusia," terang Tirawi.

Tirawi mengatakan rumahnya terkena rudal, bersama dengan lima rumah lainnya, termasuk rumah dua tetangganya dan rumah saudara laki-lakinya.

CNN telah menghubungi Israel Defense Forces (IDF). Berbicara kepada wartawan setelah operasi tersebut, juru bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari menolak untuk mengatakan apakah anggotanya menyamar sebagai warga sipil Palestina.

Militer Israel sebelumnya telah menggunakan penyamaran sebagai taktik dalam operasinya. Ketika ditanya apakah pasukan Israel yang berpakaian sipil telah berpartisipasi, Laksda Hagari berkata: "Kami menggunakan teknik dan cara, yang rinciannya tidak akan saya berikan kepada musuh."

Diberitakan sebelumnya, Israel melakukan serangan dari darat, laut dan udara ke Nuseirat selama dua jam pada Sabtu lalu, menjadi serangan terbesar dalam enam bulan terakhir di Gaza.

Militer Israel mengumumkan, empat orang yang berhasil dibebaskan yakni Noa Argamani (26), Almog Meir Jan (22), Andrey Kozlov (27) dan Shlomi Ziv (41), dikutip dari Daily Sabah.

Terpisah, otoritas kesehatan setempat mengatakan, korban tewas akibat serangan Israel pada Hari Sabtu lalu di kamp pengungsi di Gaza Tengah itu hingga Hari Minggu telah mencapai 274 orang, sementara korban luka-luka bertambah hampir 700 orang, mayoritas warga sipil yang terdiri dari anak-anak dan wanita, melansir WAFA.

Diketahui, operasi itu dilakukan beberapa hari setelah serangan Israel terhadap sekolah Nuseirat yang dikelola oleh badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, yang menurut sebuah rumah sakit di Gaza telah menewaskan 40 orang.