Bagikan:

JAKARTA - Militan Hizbullah di Lebanon meluncurkan dua UAV drone peledak dalam serangan di Hurfeish, desa Arab Druze, di Israel utara pada Rabu, 5 Juni malam.

Sembilan orang dirawat karena luka akibat pecahan peluru yang diderita dalam serangan pesawat tak berawak tersebut, menurut Pusat Medis Galilee di Nahariya, termasuk seorang wanita yang menderita luka di bagian perut dan dada.

Tentara Israel belum berbicara identitas korban luka, namun kantor berita Reuters melaporkan tentara termasuk di antara mereka yang terluka.

Video yang diperoleh badan tersebut menunjukkan ambulans memindahkan beberapa tentara yang terluka dari lokasi kejadian.

Dalam salah satu video, paramedis terlihat membawa seorang tentara Israel berseragam di punggungnya menuju ambulans. Prajurit itu sadar dengan kepala terangkat dan tampaknya tidak terluka parah.

Seorang saksi mata mengatakan kepada Channel 11 Israel, drone kedua  meledak ketika petugas tanggap darurat tiba di lokasi kejadian untuk merawat pasien yang terluka dalam serangan drone pertama.

“Kami datang untuk menyelamatkan mereka yang terluka, dan tiba-tiba UAV kedua mendekat,” kata Anwar Maer, kepala kotamadya Hurfeish.

Hizbullah mengaku bertanggung jawab atas serangan yang terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon.

Menurut militer Israel, pada Rabu, 5 Juni, terlihat sekitar 30 roket dan drone diluncurkan dari Lebanon menuju Israel. Jet tempur Israel juga menargetkan posisi Hizbullah, kata militer.

“Serangan (Israel) mencakup infrastruktur teroris di Naqoura dan Matmoura, struktur militer Hizbullah di Ayta ash Shab, dan pos pengamatan Hizbullah di Khiam,” imbuh militer.