Bagikan:

BATURAJA - Guna membantu masyarakat menghemat biaya kebutuhan sehari-hari, salah seorang warga Desa Lubuk Leban menciptakan kompor berbahan dasar dari oli bekas pengganti LPG.

Kini, Pemerintah Desa Lubuk Leban, Kecamatan Sosoh Buay Rayap, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan telah meluncurkan inovasi kompor berbahan bakar oli bekas tersebut sekaligus juga ada motor anti begal.

Kepala Desa Lubuk Leban, Kabupaten OKU, Edy Wilson di Baturaja, Sabtu mengatakan bahwa inovasi ini ditampilkan dalam penilaian lomba desa tingkat kabupaten sebagai karya seni dari masyarakat di wilayah setempat.

"Kompor ini masih mengendalikan tenaga listrik. Kami masih mencari cara agar 100 persen bahan bakar menggunakan oli bekas," katanya, dilansir ANTARA, Sabtu, 1 Juni.

Selain kompor, kata dia, pihaknya juga meluncurkan inovasi motor anti begal untuk mengantisipasi aksi pencurian sepeda motor yang marak terjadi di wilayah itu.

Inovasi ini dengan memodifikasi sepeda motor yang dihubungkan dengan generator dan tenaga listrik yang bisa dikendalikan melalui remote kontrol oleh pemilik kendaraan.

"Apabila dibegal pelaku akan disetrum perangkat listrik yang terhubung dari remote kontrol," jelasnya.

Untuk menggunakan perangkat yang dirakit ini masyarakat cukup mengeluarkan dana sebesar Rp700 ribu untuk membeli alat termasuk biaya pemasangan sehingga aman dari aksi pencurian.

"Untuk sementara waktu baru ada tiga unit perangkat dan ke depan kami siap memproduksi sebanyak-banyaknya sesuai kebutuhan masyarakat," ujarnya.

Sementara, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) OKU, Nanang Nurzaman mengapresiasi inovasi yang diluncurkan oleh Pemerintah Desa Lubuk Leban tersebut.

Nanang menjelaskan, adapun tujuan lomba desa tingkat kabupaten tersebut sebagai evaluasi sekaligus untuk mendorong masyarakat agar terus berinovasi guna kemajuan desa.

"Ada lima desa di OKU yang mengikuti lomba desa, salah satunya Desa Lubuk Leban," kata Nanang.

Untuk kriteria perlombaan mulai dari bidang kesehatan, keamanan, administrasi, termasuk inovasi desa untuk dinilai oleh tim penilai dari beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkab OKU dan sejumlah lembaga yang ada di wilayah tersebut.

"Penentuan pemenang akan dilaksanakan pada awal Juni 2024. Bagi desa yang menang nantinya diikutsertakan dalam lomba desa tingkat Provinsi Sumsel,"pungkasnya.