Bagikan:

JAKARTA - Seorang pejabat Departemen Luar Negeri Amerika Serikat yang mengundurkan diri pekan ini mengatakan pada Hari Kamis, keputusan yang diambilnya dipicu oleh laporan pemerintah kepada Kongres yang menurutnya secara keliru menyatakan Israel tidak memblokir bantuan kemanusiaan ke Gaza, Palestina, bentuk protes terhadap kebijakan Israel Presiden Joe Biden.

Sosok itu adalah Stacy Gilbert, yang bertugas di Biro Populasi, Pengungsi, dan Migrasi Departemen Luar Negeri, pakar yang mengerjakan laporan tersebut.

"Jelas ada yang benar dan yang salah, dan apa yang ada dalam laporan itu salah," kata Gilbert dalam sebuah wawancara, melansir Reuters 31 Mei.

Gilbert, yang bekerja di Departemen Luar Negeri selama lebih dari 20 tahun mengatakan, dia memberi tahu kantornya pada hari laporan Departemen Luar Negeri dirilis, dia akan mengundurkan diri. Hari terakhirnya adalah Selasa.

Departemen Luar Negeri menyerahkan laporan 46 halaman yang tidak dirahasiakan awal bulan ini kepada Kongres, sebagaimana diwajibkan dalam Memorandum Keamanan Nasional baru yang dikeluarkan Presiden Biden pada awal Februari.

Di antara kesimpulan lainnya, laporan tersebut mengatakan dalam periode setelah 7 Oktober Israel "tidak sepenuhnya bekerja sama" dengan AS dan upaya lain untuk memasukkan bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Namun, mereka mengatakan bahwa hal ini bukan merupakan pelanggaran terhadap undang-undang AS yang memblokir penyediaan senjata ke negara-negara yang membatasi bantuan kemanusiaan AS.

Gilbert mengatakan, Departemen Luar Negeri telah mengeluarkan para ahli yang mengerjakan laporan tersebut untuk Kongres ketika dokumen tersebut masih berupa draf kasar sekitar 10 hari sebelum diserahkan. Ia mengatakan, laporan tersebut kemudian disunting oleh para pejabat yang lebih senior.

Kedutaan Besar Israel di Washington tidak segera menanggapi permintaan komentar atas tuduhan Gilbert.

Berbeda dengan versi yang dipublikasikan, draf terakhir yang dia lihat menyatakan Israel memblokir bantuan kemanusiaan, kata Gilbert.

Sebelum Gilbert, ada sejumlah pejabat Departemen Luar Negeri yang mengundurkan diri terkait kebijakan soal Gaza, termasuk juru bicara bahasa Arab Hala Rharrit dan Annelle Sheline dari biro hak asasi manusia.

Sementara itu, wakil juru bicara Departemen Luar Negeri AS Vedant Patel mengatakan kepada wartawan pada Hari Kamis, dia tidak akan mengomentari masalah personel, tetapi departemen tersebut menyambut berbagai sudut pandang.

Dia mengatakan, pemerintah mendukung laporan tersebut dan terus menekan Pemerintah Israel untuk menghindari melukai warga sipil dan segera memperluas akses kemanusiaan ke Gaza.

"Kami bukanlah pemerintahan yang memutarbalikkan fakta, dan tuduhan terhadap kami tidak memiliki dasar," kata Patel.

Biro Gilbert adalah salah satu dari empat biro yang berkontribusi pada memo opsi awal yang dirahasiakan, yang dilaporkan secara eksklusif oleh Reuters pada akhir April, yang memberi tahu Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bahwa Israel mungkin melanggar hukum humaniter internasional.

Diketahui, Perserikatan Bangsa-Bangsa dan kelompok-kelompok bantuan telah lama mengeluhkan bahaya serta hambatan dalam mendapatkan bantuan dan mendistribusikannya ke seluruh Gaza.

Ketika jumlah korban tewas Palestina di Gaza telah melampaui 36.000 dan krisis kemanusiaan telah melanda daerah kantong itu, kelompok-kelompok hak asasi manusia dan kritikus lainnya menyalahkan AS karena menyediakan senjata untuk Israel dan sebagian besar membela perilaku Israel.