Bagikan:

YOGYAKARTA - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, mengatakan kalau beberapa daerah potensi kekeringan parah di indonesia pada musim kemarau.

Walaupun sebagian daerah masih dilanda hujan yang berakibat pada bencana hidrometeorologi basah semacam banjir, BMKG menekankan perlunya kesiapsiagaan dari Pemerintah Pusat serta Pemerintah Daerah.

Kebanyakan daerah Jawa, Bali, serta Nusa Tenggara sudah alami Hari Tanpa Hujan (HTH) sepanjang 21-30 hari ataupun lebih, dengan keadaan kering mulai merambah wilayah Indonesia, terutama di bagian Selatan Khatulistiwa. Diperkirakan sebagian besar daerah Jawa, Bali, serta Nusa Tenggara bakal masuk masa kemarau dalam 3 dasarian ke depan, dengan kondisi kekeringan mendominasi sampai akhir September.

"Wilayah dengan potensi curah hujan bulanan sangat rendah, kurang dari 50mm per bulan, seperti sebagian besar Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Bali, Nusa Tenggara, sebagian Pulau Sulawesi, serta sebagian Maluku serta Papua, memerlukan perhatian khusus buat mitigasi serta antisipasi akibat kekeringan," katanya.

Monitoring hotspot menunjukkan timbulnya beberapa titik panas awal pada wilayah rawan kebakaran hutan serta lahan (karhutla), membutuhkan perhatian spesial buat mengantisipasi kebakaran sepanjang waktu kemarau. BMKG membagikan rekomendasi teknis termasuk pelaksanaan teknologi modifikasi cuaca buat pengisian waduk di wilayah kering serta membasahi lahan rawan karhutla.

Dwikorita menghimbau supaya Pemerintah daerah memaksimalkan upaya pemanenan air hujan lewat tandon, embung, kolam retensi, sumur resapan, serta yang lain. BMKG pula hendak berkoordinasi dengan Menteri Pertanian serta Gubernur Provinsi terdampak buat menyesuaikan pola serta waktu tanam pertanian.

BMKG berharap informasi peringatan dini kesiapsiagaan musim kemarau bisa dimanfaatkan secara efisien oleh pemerintah pusat serta daerah. Jadi itulah laporan terkini dari BMKG mengenai kondisi iklim serta kesiapsiagaan kekeringan 2024.

Daerah Potensi Kekeringan Parah di Indonesia

Daerah yang Berpotensi Alami Kekeringan Jenis WASPADA:

  1. Bali: Kota Denpasar
  2. Jawa Barat: Kab Cianjur, Kab. Cirebon
  3. Jawa Tengah: Kab. Demak, Kab. Karanganyar
  4. Jawa Timur: Kab.Blitar, Kab.Gresik, Kab.Jember, Kota Surabaya, Kab.Lumajang, Kab.Mojokerto, Kab.Ponorogo, Kab.Probolinggo, Kab.Trenggalek
  5. Maluku: Kab.Maluku Barat Daya, Kep.Tanimbar
  6. Nusa Tenggara Barat: Kab.Lombok Barat, Kab.Lombok Utara
  7. Nusa Tenggara Timur: Kab.Alor, Kab.Manggarai Barat, Kab.Manggarai Timur, Kab.Nagekeo, Kab.Ngada, Kab.Sumba Barat, Kab.Sumba Tengah, Kab.Timor Tengah Utara

Daerah yang Berpotensi Alami Kekeringan SIAGA:

  1. Bali: Kab. Buleleng
  2. DI Yogyakarta: Kab.Bantul, Kab.Gunung Kidul, Kota Yogyakarta, Kab.Kulonprogo, Kab.Sleman
  3. Jawa Tengah: Kab.Jepara, Kab.Klaten, Kab.Purworejo, Kab.Sragen, Kab.Sukoharjo, Kab.Wonogiri
  4. Jawa Timur: Kab.Bangkalan, Kab.Banyuwangi, Kab.Bojonegoro, Kab.Bondowoso, Kab.Lamongan, Kab.Madiun, Kab.Magetan, Kab.Malang, Kab.Nganjuk, Kab.Ngawi, Kab.Pamekasan, Kab.Pasuruan, Kab.Sampang, Kab.Sidoarjo, Kab.Situbondo
  5. Nusa Tenggara Barat: Kab.Dompu, Kab.Kabupaten Bima, Kota Bima, Kota Mataram, Kab.Lombok Tengah, Kab.Lombok Timur, Kab.Sumbawa, Kab.Sumbawa Barat.
  6. Nusa Tenggara Timur: Kab.Belu, Kab.Ende, Kab.Flores Timur, Kab.Kupang, Kab.Lembata, Kab.Rote Ndao, Kab. Sabu Raijua, Kab. Sikka, Kab.Sumba Barat Daya, Kab.Sumba Timur, Kab.Timor Tengah Selatan.

Kalian juga perlu tahu: “Kekeringan Mendominasi Wilayah Indonesia Juni-September 2024” agar bisa berantisipasi.

Jadi setelah mengetahui daerah potensi kekeringan parah di Indonesia, simak berita menarik lainnya di VOI.ID, saatnya merevolusi pemberitaan!