Bagikan:

JAKARTA - Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) baru saja menetapkan Hari Refleksi dan Peringatan Internasional Genosida 1995 di Srebrenica, Bosnia yang akan diperingati setiap tahunnya pada tanggal 11 Juli, dimulai dari Juli tahun ini.

Ada 84 negara mendukung resolusi ini termasuk Indonesia, 19 negara menentang dan 68 negara abstain. Menanggapi hal tersebut, Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Fadli Zon, menyambut baik dan meminta hal serupa juga diberlakukan untuk tragedi genosida lainnya termasuk yang saat ini masih berlangsung di Jalur Gaza Palestina.

”Tentu saja pengadopsian resolusi Majelis Umum PBB tersebut sangat positif agar tragedi genosida serupa ke depan tak terjadi lagi. Selain itu, saya melihat resolusi terbaru Majelis Umum PBB itu juga dapat dijadikan momentum mendukung Palestina. Dengan jumlah korban tewas di Srebrenica sekitar 8.372 diperingati sebagai sebuah tragedi genosida, maka yang tengah terjadi di Jalur Gaza dengan korban lebih dari 35.000 seharusnya lebih nyata lagi sebagai genosida abad 21,” kata Fadli dalam siaran tertulis yang diterima VOI, Jumat 24 Mei.

Ditegaskan Fadli bahwa level genosida di Gaza saat ini sudah di luar nalar kemanusiaan.

“Kendati Mahkamah Internasional meminta Israel memastikan tidak melakukan genosida, namun fakta di lapangan menunjukkan sebaliknya. Mayoritas yang meninggal dan terbunuh di Jalur Gaza adalah perempuan dan anak-anak. Israel membumihanguskan Gaza sehingga hampir dua juta warga Gaza menjadi pengungsi. Parahnya lagi, Israel menghambat bahkan menyerang bantuan kemanusiaan. Terbaru, kuburan-kuburan massal warga Gaza mulai terungkap,” beber legislator anggota Komisi Luar Negeri itu.

Lebih lanjut, mantan Wakil Ketua DPR periode 2014-2019 ini memastikan bahwa dirinya di DPR akan menggalang dukungan agar PBB menetapkan resolusi peringatan tragedi genosida di Jalur Gaza.

”Indonesia bisa mengajukan ini. Kami di DPR akan mendukung penuh termasuk diplomasi kami di berbagai forum parlemen seperti di Inter Parliamentary Union atau Forum Parlemen Dunia. Kita ingin ke depan dunia dapat memperingati tragedi yang mengerikan di Jalur Gaza. Mungkin judul resolusinya International Day of Reflection and Commemoration of the 2023-2024 Genocide in the Gaza Strip,” pungkasnya.