YOGYAKARTA - Gunung Ciremai termasuk salah satu gunung di Jawa Barat yang terkenal dengan nuansa mistisnya. Gunung ini berdiri gagah di tiga wilayah administratif kabupaten, yaitu Cirebon, Majalengka, dan Kuningan. Gunung ini menarik perhatian publik karena cerita-cerita misterius yang tersebar.
Mitos dan cerita-cerita mistis mengenai gunung ini bahkan cukup populer di media sosial. Tidak sedikit netizen yang membagikan pengalaman ganjilnya di gunung ini dan banyak orang tertarik untuk mencari tahu lebih jauh. Aura misteri Gunung Ciremai justru menjadi daya tarik tersendiri di kalangan masyarakat.
Meski diselimuti oleh kisah-kisah mengerikan, Gunung Ciremai masih menjadi favorit di kalangan pendaki. Banyak anak-anak muda hingga pendaki berpengalaman yang tertarik hiking di gunung ini. Di samping itu, ada pantangan di Gunung Ciremai yang selalu menjadi pegangan orang-orang yang mendaki ke sini.
Pantangan-Pantangan di Gunung Ciremai
Berikut ini beberapa pantangan di Gunung Ciremai yang nggak boleh dilanggar oleh pendaki:
Menghentakkan Kaki Sebanyak Tiga Kali ke Tanah
Menurut Juru Kunci Gunung Ciremai, ada ritual yang diyakini dapat melindungi seseorang dari gangguan makhluk halus dan menjamin keselamata. Bagi orang-orang yang hendak mendaki gunung ini, ada langkah-langkah sederhana yang perlu dijalani.
Setiap pengunjung diminta untuk menjejakkan kaki ke tanah tiga kali dan kemudian mengucapkan salam. Hal ini sebagai simbolis yang dipercaya bisa memberikan perlindungan dari kekuatan gaib di sekitar Gunung Ciremai.
Ritual menjejakkan kaki ke tanah dan mengucapkan salam ini menunjukkan kepercayaan dan kearifan lokal dalam hubungan antara manusia dan alam gaib. Bagi Juru Kunci dan masyarakat setempat, ritual ini merupakan bagian penting dari penghormatan terhadap kekuatan alam dan keberadaan makhluk halus di Gunung Ciremai.
Air Kencing Tak Boleh Terkena Tanah
Gunung Ciremai memiliki mitos menarik yang melarang membuang air seni langsung ke tanah. Diyakini kalau melanggar larangan ini bisa membawa musibah. Jangan kaget jika melintasi jalur pendakian Gunung Ciremai sering melihat dahan dan ranting pohon yang dihiasi dengan plastik atau botol berisi air seni.
Fenomena ini menciptakan pemandangan unik dan menimbulkan pertanyaan tentang kekuatan mitos tersebut. Penggunaan plastik atau botol untuk menghindari pantangan di Gunung Ciremai ini merupakan bukti nyata dari kepercayaan dan tradisi lokal. Masyarakat menghormati mitos yang dianggap sebagai bagian penting dari kehidupan sehari-hari mereka.
Kisah Nini Pelet
Gunung Ciremai tidak hanya terkenal sebagai puncak alam yang menakjubkan, tetapi juga diyakini sebagai kerajaan Nini Pelet. Nini Pelet dipercaya sebagai tokoh legendaris dengan kekuatan luar biasa, terutama dalam urusan percintaan.
Dalam bukunya berjudul ‘Rahasia Pelet’, Masruri menjelaskan bahwa Nini Pelet memiliki kekuatan gaib yang besar dalam merajut kisah asmara. Menurut legenda, Nini Pelet berhasil mendapatkan kitab ‘Mantra Asmara’ yang diciptakan oleh tokoh sakti bernama Ki Buyut Mangun Tapa.
Blok Batu Lingga
Gunung Ciremai memiliki sejumlah pos atau blok yang diyakini memiliki aura mistis. Salah satu yang paling terkenal adalah Blok Batu Lingga. Menurut legenda lokal, batu-batu di sini dianggap sebagai tempat pertapaan Nini Pelet, entitas mistis dengan kekuatan gaib.
Blok Batu Lingga menarik perhatian karena dipercayai dijaga oleh dua makhluk halus, Aki dan Nini Serentet Buntet. Blok Batu Lingga tersebut dianggap sebagai tempat suci dan sakral. Kepercayaan ini menarik banyak orang yang datang mencari berkah atau merenung dalam suasana yang tenang.
Harimau Bermata Satu
Gunung Ciremai juga dikenal dengan mitos tentang harimau bermata satu yang dikatakan bersarang di sana. Harimau ini dipercaya sebagai tunggangan dan sekutu Nini Pelet. Cerita turun-temurun di sana menyebutkan bahwa harimau bermata satu ini tinggal di antara ranting kering yang membentuk goa.
Mitos ini menambah nuansa magis Gunung Ciremai sebagai gunung yang penuh dengan cerita mistis. Kisah tentang harimau ini menjadi bagian dari cerita-cerita yang diwariskan dari generasi ke generasi, menciptakan daya tarik dan rasa ingin tahu terhadap gunung ini.
Jalak dan Tawon Berwarna Hitam
Mitos lainnya yang juga melekat pada Gunung Ciremai adalah kehadiran jalak hitam. Burung ini konon selalu muncul seperti hewan penjemput di pos pengalap. Legenda menyebutkan bahwa jalak hitam ini setia mengikuti pendaki sepanjang perjalanan mereka, dari pos pengalap hingga puncak tertinggi Gunung Ciremai yang dikenal sebagai Seruni.
Jalak hitam tersebut berperan sebagai pendamping spiritual yang hadir untuk memandu dan menemani pendaki. Namun kehadiran jalak hitam ini juga disertai oleh elemen mistis lainnya, yaitu tawon hitam yang sering mengganggu para pendaki.
Kehadiran tawon hitam menambah dimensi misteri dan tantangan selama perjalanan mendaki Gunung Ciremai. Mitos ini menciptakan narasi yang memadukan hubungan antara alam dan makhluk-makhluk gaib.
BACA JUGA:
Demikianlah beberapa pantangan di Gunung Ciremai yang dipercaya oleh masyarakat. Pantangan-pantangan tersebut juga sudah sangat terkenal di kalangan pendaki. Tak sekadar sebagai mitos, hal-hal di atas juga menunjukkan bagaimana masyarakat disana menghargai alam. Baca juga sejarah Gunung Slamet tertinggi di Jateng.
Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI. Kami menghadirkan info terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.