Bagikan:

YOGYAKARTA – Sebagian di antara kita mungkin belum mengenal Nahdlatul Wathan, organisasi massa (Ormas) Islam pertama yang membangun kantor pusat, pondok pesantren, dan fasilitas pendukung dakwah di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Diketahui, pada Minggu, 5 Mei 2024, Pengurus Besar Nahdlatul Wahtan (PBNW) melakukan peletakan batu pertama pembangunan kompleks Nahdlatul Wahtan di Buluminung, Penajem Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur.

Ketua Umum PBNW TGKH Lalu Gede Zainuddin Atsani menyebut pihaknya akan membangun eksostem untuk pendidikan, sosial kemasyarakatan, dan dakwah di atas lahan seluas 11 hektar.

Ekosistem ini meliputi kantor pusat PBNW, pondok pesantren NW yang diberi nama Pondok Pesantren Darul Hamzanwadi Wannawawi Nahdlatul Wathan, serta Gedung perguruan tinggi NW.

“Target penyelesaian pembangunan kantor PBNW sebelum Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi berkantor di IKN. Jadi, kantir PBNW harus sudah bisa ditempati,” tutur Atsani dalam keterangannya, dikutip VOI, Senin, 13 Mei 2024

Lantas, seperti apa profil Nahdlatul Wathan? berikut ulasan selengkapnya. 

Mengenal Nahdlatul Wathan

Menyadur laman Ensiklopedia Sejarah Kemdikbud RI, Nahdlatul Wathan merupakan ormas Islam terbesar di Pulau Lombok.

Ormas ini memfokuskan gerakannya di bidang pendidikan, sosial dan dakwah. Nahdlatul Wathan didirikan di Nusa Tenggara Barat pada 1 Maret 1953.

Berdirinya organisasi ini diprakarsai oleh Tuan Guru KH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid.

Hingga tahun 1997, NW tercatat sudah membangun 647 lembaga pendidikan dari tingkat taman kanak-kannak hingga perguruan tinggi.

Sejarah berdirinya ormas Nahdlatul Wathan bermula dari Pesantren Al-Mujahidin (1934) di Lombok. Dalam perjalanannya, pesantren ini bertransformasi menjadi Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) dan Nahdlatul Banat Diniyah Islamiyah (NBDI). Keduanya merupakan madrasah yang memadukan sistem pendidikan klasikal dan modern.

Hingga periode 1952-2953, NWDI dan NBDI sudah memiliki 66 madrasah yang tersebar di NTB. Kondisi tersebut mendorong berdirinya suatu organisasi yang berfungsi untuk membina dan memelihara seluruh kegiatan sekolah. Untuk itu, dibentulah Nahdlatul Wathan sebagai sebuah organisasi struktural dan resmi.

Organisasi Nahdlatul Wathan yang bermakna “kebangkitan tanah air”, didirikan dengan tujuan memajukan bangsa Indonesia, khususnya daerah Nusa Tenggara Barat, agar bisa bangkit dari kekurangan dan keterbelakangan.

Lahirnya organisasi ini juga merupakan bentuk respon atas kondisi umat Muslim dan situasi politik nasional yang tidak stabil, serta adanya distorsi di berbagai bidang akibat penetrasi Barat melalui kolonialisme dan imperialisme.

Nahdlatul Wathan bergerak di bidang dakwah, sosial dan pendidikan tanpa membalut dengan sitilah tertentu sebagai penanda identitas mereka.

Untuk menanamkan nilai-nilai ke-Nahdlatul Wathan-an, organisasi ini punya tradisi membaca hizib, tarekat hizib, wirid, buku wasiat, dan lagu-lagu yang disusun oleh TGH. Zainuddin Abdul Madjid.

Nahdlatul Wathan tidak terlibat dalam organisasi politik apapun pada fase awal berdirinya. Organisasi ini kental dengan jiwa dan perjuagan kemerdekaan.

Meski begitu, dalam perkembangannya, NW tidak bisa dilepaskan dari pengaruh partai politik, sebab beberapa tokohnya terjun dalam partai politik seperti Masyumi dan Parmusi.

Posisi Nadhlatul Wathan sejajar dengan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama. Akan tetapi, dari segi praktik ritual keagamaan, organisasi ini lebih dekat dengan NU. Kedekatan ini lantaran pendiri NW sebelumnya adalah kader NU.

Orang-orang yang terafiliasi dengan NW termasuk Islam tradisionalis dengan kecenderungan praktik Sunni yang toleran terhadap budaya lokal. Selain berbekal pada sumber hukum Islam seperti Qur’an dan Hadits, ijmak dan qiyas, aggotanya juga dibekali buku karangan langsung Tuan Guru Muhammad Zainuddin Abdul Amdjid sebagai panduan hidup berupa buku wasiat dan tarekat hizib Nahdlatul Wathan.

Kini, Nahdlatul Wathan dipimpin oleh TGKH Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani. Ia merupakan cucu pendiri ormas NW.

Atsani pertama kali terpilih sebagai ketua pada Muktamar XIV NW yang digelar di Hotel Lombok Mataram, pada 25-27 Juni 2019.

Setelah lima tahun memimpin, TGKH Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani kembali didapuk sebagai Ketua Umum PBNW dalam Muktamar XV yang digelar pada 3-5 Mei 2024 di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Demikian informasi tentang Nahdlatul Wathan, ormas Islam terbesar di Lombok. Dapatkan update berita pilihan lainnya hanya di VOI.ID.