Pesan TGB Jelang Muktamar I Nahdlatul Wathan Diniyyah Islamiyah di Lombok
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan Diniyyah Islamiyah (NWDI) Tuan Guru Bajang (TGB) H Muhammad Zainul Majdi (kanan). (ANTARA/Nur Imansyah).

Bagikan:

MATARAM - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan Diniyyah Islamiyah (NWDI) Tuan Guru Bajang (TGB) H Muhammad Zainul Majdi menyampaikan sejumlah pesan menjelang Muktamar I NWDI di Pondok Pesantren Darunnahdlatain Pancor, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, pada 29-31 Januari

"NWDI ormas yang lahir dari kesepakatan untuk terus menerus meneguhkan perjuangan pahlawan nasional," ujarnya dalam keterangan pers di Mataram dikutip Antara, Jumat, 28 Januari.

TGB menjelaskan NWDI melakukan transformasi sosial melalui pembangunan masyarakat melalui jalur pendidikan, dakwah, pemberdayaan ekonomi.

"Transformasi ini harus terus dilakukan. Karena sebagai bangsa terus menerus mengalami tantangan," katanya.

Di mata Ketua Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) cabang Indonesia ini, butuh bekal untuk terus ditumbuhkan. Untuk itu, NWDI memberikan seperangkat nilai untuk kehidupan sosial.

Karena itu, NWDI ingin terus bekerja di tengah umat dan di tengah masyarakat sehingga perubahan yang terjadi ke arah positif. 

Perubahan di Indonesia dengan bonus demografinya, sistem ekonomi dan demokrasi nya yang terbuka, banyak tantangan. NWDI ingin berkontribusi," kata Gubernur NTB dua periode ini.

Oleh karena itu Muktamar pertama ini, meneguhkan komitmen menjalankan program yang konkret untuk mengawal perubahan.

Pelaksanaan muktamar menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Dilaksanakan secara luring dan daring. Peserta dari luar NTB dibatasi secara ketat agar tidak terjadi lonjakan kedatangan.

Secara mendasar NWDI memiliki manhaj atau konsep dakwah yang dikenal dengan ahlusunnah wal jamaah yang mengedepankan kearifan dalam berdakwah, mengedepankan dialog dan saling menghormati antar elemen, termasuk mengedepankan perjumpaan yang baik antara agama dan budaya.

Muktamar NWDI meneguhkan semangat ahlusunnah wal jamaah. Mengajak seluruh elemen yang berbeda-beda. Perbedaan itu sunnatullah, perbedaan sebagai jalan fastabiqul khairat.

Perbedaan itu jalan saling mengisi antar elemen bangsa. Segala hal yang memiliki pertentangan, friksi, atau konflik jauh dari nilai NWDI.

Kata NWDI itu, menurut Doktor Ahli Tafsir Al Quran itu, sentralnya ada di wathan, bukan hanya tanah dan air, tapi ada peradaban, kultur, budaya, adat isti'ada, dan kesepakatan kolektif. "Intangible itu aset yang luar biasa, hal utama yang harus dijaga," katanya.

Karena itulah, pendiri NWDI TGH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, kata TGB mengingatkan, Indonesia bila diibaratkan manusia, persaudaraan adalah tulang belakangnya. Kebersamaan itu yang utama, bila kuat negeri ini akan terjaga.

"Mohon doa ke semua elemen masyarakat agar muktamar NWDI berjalan baik. Memberikan hal hal manfaat bagi masyarakat," katanya.