YOGYAKARTA – Dampak badai magnet ekstrem yang melanda Bumi perlu diantisipasi. Hal tersebut dilakukan seiring dengan pendeteksian oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) atas gangguan magnet Bumi atau bisa disebut geomagnetik.
Gangguan medan magnet Bumi sendiri diprediksi akan mulai terjadi pada Jumat, 10 Mei hingga Minggu, 12 Mei 2024. Lewat akun Instagramnya @infoBMKG, BMKG mengumumkan bahwa puncak geomagnetik sendiri akan terjadi hari Sabtu, 11 Mei.
Dampak Badai Magnet Ekstrem
Dilansir dari situs National Oceanic And Atmospheric Administration atau Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA), bagaim geomagnetik atau badai magnet adalah salah satu fenomena alam yang berupa gangguan besar pada magnetosfer bumi yang disebabkan karena adanya pertukaran angin Matahari ke sekitar Bumi.
Matahari sebagai pusat tata surya punya pengaruh tertentu pada planet-planet di sekitarnya. Sehingga saat aktivitas Matahari berubah, maka planet di sekitarnya akan terdampak. Salah satu pemicu terjadinya badai magnet di Bumi adalah aktivitas Matahari.
Aktivitas Matahari yang memicu badai magnet, menurut laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) adalah aktivitas internal yang bisa terjadi karena pasang surut siklus 11 tahunan. Belum diketahui secara jelas penyebabnya namun diduga aktivitas tersebut berkaitan dengan reaksi nuklir di dalam Matahari.
Ledakan Matahari kemudian berdampak pada Bumi khususnya pada kemagnetan bumi hingga memicu badai magnet atau Geomagnetic Storm. Adanya badai magnetik yang melanda Bumi pada dasarnya tidak berdampak signifikan terhadap makhluk hidup. Hanya saja badai magentik berdampak pada teknologi.
Dampak badai magnet ekstrem, menurut NOAA, terhadap bumi cukup beragam. Misalnya, badai tersebut berpotensi mengganggu sistem navigasi dengan cara mengganggu sinyal radio, GPS, hingga menghambat jaringan tenaga listrik.
Tak sampai situ, badai magnetik juga berpotensi menambah energi di arus magnetosfer dalam bentuk panas sehingga menambah kepadatan dan mendistribusikannya ke bagian atas atmosfir. Kondisi tersebut memicu hambatan tambahan pada satelit yang mengorbit rendah di Bumi.
Dilansir dari situs US Geological Survey, beberapa dampak badai magnetik adalah sebagai berikut.
- Komunikasi radio jarak jauh yang bergantung pada refleksi sub-ionosfer jadi sulit dilakukan
- Ekspansi ionosfer dapat meningkatkan hambatan satelit dan membuat orbit jadi sulit dikendalikan
- Perangkat elektronik satelit berpotensi rusak karena adanya penumpukan dan pelepasan muatan listrik statis.
- Astronot dan pilot di ketinggian tertentu dapat terkena peningkatan tingkat radiasi
- Berpotensi terjadi lonjakan tegangan di jaringan listrik sehingga kemungkinan terjadi pemadaman listrik cukup tinggi.
Mengantisipasi Badai Magnet Ekstrem 2024
Dilansir dari Antara, badai geomagnetik diprediksi terjadi dengan kekuatan ekstrem atau skala tertinggi yakni G5. Pihak NOAA sendiri mengatakan bahwa badai dengan skala yang sama pernah terjadi tahun 2003 silam.
BACA JUGA:
Untuk mengantisipasi badai magnet ekstrem, NOAA mengeluarkan peringatan terhadap operator listrik dan badan antariksa di seluruh dunia untuk mengambil tindakan pencegahan.
Itulah informasi terkait dampak badai magnet ekstrem. Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.