JAKARTA – Pengamat pendidikan Muhammad Amin menilai bahwa protes kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) di Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto bisa dihindari bila pihak perguruan tinggi melakukan sosialisasi kenaikan UKT sebelum pendaftaran Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).
“Sebenarnya (protes) itu bisa dicegah jika Unsoed mensosialisasikan kenaikan UKT sebelum SNBP dimulai. Jadi tidak muncul anggapan seperti dijebak seperti kondisi sekarang,” ujarnya, Jumat 10 Mei 2024.
Menurut dia, calon mahasiswa sudah memilih kampus melalui jalur SNBP karena dianggap sebagai yang paling murah dan mudah. Namun, ternyata mereka kini mengalami kendala pembayaran.
Meski nantinya ada mekanisme pengajuan keringanan UKT, tetap saja hal ini seharusnya diinformasikan sejak jauh-jauh hari sebelum proses pemilihan jurusan SNBP.
BACA JUGA:
Kondisi seperti ini yang pada akhirnya membuat para calon mahasiswa menjadi serba salah. Sebab, setelah diterima melalui jalur SNBP, maka mereka tidak bisa lagi mendaftar melalui jalur lain.
“Siswa yang sudah diterima lewat jalur SNBP tidak bisa lagi masuk PTN lewat jalur apa pun. Ini kendala yang harus mereka hadapi sekarang,” tambah Amin.
Dia menjelaskan, dari awal jalur SNBP memang bersifat mengunci. Artinya, siswa yang lulus seleksi SNBP harus mengambilnya dan tidak bisa menjajal Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT). Karena itu, UKT untuk jalur SNBP harus disosialisasikan sebelum pendaftaran dimulai.
“Jika ada sosialisasi UKT sebelumnya, para siswa dan orang tua setidaknya bisa mengukur diri untuk memilih PTN tertentu ketika mengikuti SNBP. Bukan kemampuan akademis saja yang jadi pertimbangan, tapi juga dari ekonomi keluarga,” kata Amin