JAKARTA - Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri mengerahkan 231 kendaraan operasional berbahan bakar listrik, baik roda dua maupun roda empat, untuk mengamankan World Water Forum Ke-10 di Bali pada pada 18-25 Mei 2024.
"Iya, kami menggunakan kendaraan listrik sebagai kendaraan operasional pengawalan dan pengamanan," kata Direktur Penegakan Hukum (Dirgakum) Korlantas Polri Brigjen Raden Slamet Santoso di Jakarta dilansir ANTARA, Jumat, 3 Mei.
Penggunaan kendaraan listrik sebagai kendaraan operasional ini juga pernah digunakan saat pengawalan dan pengamanan delegasi KTT G-20 pada bulan November 2022.
Slamet yang juga Kepala Satuan Tugas Pengawalan serta Pengaturan Rute Lalu Lintas dan Parkir Kendaraan (Kasatgas Walrolakir) World Water Forum Ke-10 memerinci jumlah kendaraan listrik, yakni kendaraan listrik roda dua sebanyak 64 unit dan kendaraan listrik roda empat sebanyak 45 unit untuk pengawalan VVIP.
Untuk pengawalan tamu VIP, untuk kendaraan listrik roda dua sebanyak 68 unit dan kendaraan roda empat sebanyak 50 unit.
"Selain itu, juga ada untuk komando mobile (kommob) sebanyak 2 unit dan kendaraan traffic accident analysis (TAA) sebanyak 1 unit," ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa kendaraan kommob berfungsi untuk pengamanan pengawalan, pengamanan rute, dan pengamanan parkir.
Selain itu, Korlantas Polri juga mengerahkan personel lalu lintas baik dari tingkat Mabes Polri, Polda Bali, dan polda terdekat seperti Polda Jawa Timur dan Polda Nusa Tenggara Barat (NTB).
Korlantas Polri menerjunkan 2.446 personel gabungan, terdiri atas Ditlantas Polda Bali 906 personel, Korlantas Polri dan jajaran Ditlantas Nusantara sebanyak 1.532 personel.
"Semua ini demi keamanan, keselamatan, dan kelancaran lalu lintas World Water Forum sehingga nama Indonesia di kanah internasional bisa lebih baik," ujarnya.
Pengawalan Korlantas Polri juga tergabung dalam Operasi Puri Agung 2024 yang digelar oleh Polri selama 10 hari, mulai 17 hingga 26 Mei 2024.
Forum Air Dunia Ke-10 bertema Air bagi Kesejahteraan Bersama (Water for Shared Prosperity) yang diterjemahkan ke dalam enam subtema, di antaranya adalah air bagi manusia dan alam, keamanan air dan kesejahteraan, tata kelola pengurangan risiko bencana, kerja sama tata kelola dan diplomasi hidro, keuangan air berkelanjutan, serta pengetahuan dan penemuan.
Dalam forum tersebut, Indonesia bersama negara-negara anggota Dewan Air Dunia mencari berbagai mekanisme dan pendekatan untuk menyelesaikan isu yang berkaitan dengan air.
BACA JUGA:
Ada tiga proses yang akan secara spesifik membahas permasalahan air yang erat kaitannya dengan politik, regional/kawasan, dan tematik. Pertama, ruang diskusi antarpemangku kepentingan dari mulai kepala negara, anggota parlemen, pejabat setingkat menteri, pemerintah daerah, dan otoritas wilayah sungai, untuk isu air yang erat kaitannya dengan politik.
Kedua, pembahasan isu air dengan melibatkan pemangku kepentingan dari mulai pemerintah hingga lembaga nonprofit, dan terakhir terkait dengan persoalan regional/kawasan.
Forum nantinya membuka ruang diskusi antarpemangku kepentingan yang berasal dari sejumlah kawasan, yakni Mediterania, Asia Pasifik, Amerika, dan Afrika.