Lebih dari 100 Sekolah di India Ditutup Akibat Ancaman Bom
Ilustrasi. (Wikimedia Commons/Tony Webster)

Bagikan:

JAKARTA - Lebih dari 100 sekolah di ibu kota India, New Delhi dan kota-kota sekitarnya dievakuasi pada Hari Rabu setelah menerima email peringatan bahwa bom telah ditanam di lingkungan sekolah.

Lebih dari 80 sekolah di Delhi dan puluhan sekolah di wilayah tetangga Noida dan Greater Noida ditutup ketika pasukan penjinak bom, anjing pendeteksi, petugas polisi dan pemadam kebakaran mencari bahan peledak.

Salah satu saluran berita menyiarkan gambar salah satu email yang berbunyi: "Bunuh mereka di mana pun Anda bertemu. Ada banyak bahan peledak di sekolah. Dengan izin Tuhan, kami akan mengirimmu ke api," seperti melansir The National News 1 Mei.

Juru bicara Kepolisian Delhi Suman Nalwa mengatakan "tidak ada hal yang tidak diinginkan" yang ditemukan di sekolah mana pun dan tujuan utamanya kemungkinan besar akan menimbulkan kepanikan.

Polisi mengatakan, email tersebut dikirim dari alamat IP Rusia. Sekolah terus menerima peringatan melalui email dan tim khusus telah dibentuk untuk menyelidikinya, kata mereka.

"Beberapa sekolah di Delhi menerima email ancaman pagi ini. Email tersebut tampaknya palsu dan tidak perlu panik. Polisi Delhi dan badan keamanan mengambil semua langkah yang diperlukan sesuai protokol," kata Kementerian Dalam Negeri di media sosial X.

Sementara itu, pejabat senior polisi di Noida Shivhari Meena mengatakan, email tersebut dikirim paling cepat pukul 4.30 pagi.

Adapun orang tua yang panik bergegas menjemput anak-anak mereka dari sekolah setelah mengetahui ancaman bom tersebut.

"Terjadi kekacauan di sini. Para orang tua tentu saja panik. Kemudian kami mengetahui sekolah lain juga menerima ancaman email yang sama. Kami mendapat pesan dari pihak sekolah dan bergegas menjemput anak-anak kami," kata salah satu orang tua.

Diketahui, sekolah-sekolah di India sering menerima ancaman dan peringatan bom yang ternyata hanya tipuan dari siswa yang tidak puas, termasuk beberapa siswa yang mencoba menunda ujian.