Basarnas Terjunkan Lagi 34 Personelnya Buntut Gunung Ruang Kembali Erupsi
Abu vulkanik dan awan panas saat Gunung Ruang di Sulut kembali erupsi pada Selasa 30 April 2024. (ANTARA-HO-PVMBG)

Bagikan:

SULUT - Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) memberangkatkan kembali puluhan personelnya untuk membantu penanganan dampak erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara (Sulut).

Kepala Kantor SAR Manado Monce Brury mengatakan prseonel yang diberangkatkan berjumlah 34 orang terdiri dari awak kapal dan tim rescue.

“Tim rescue masih dalam pergerakan menuju kembali ke sana, setelah sebelumnya Kamis (25 April) lalu ditarik mundur,” katanya dalam keterangan tertulis, Selasa 30 April, disitat Antara.

Menurut dia, tim dari Kantor SAR Manado tersebut diberangkatkan menggunakan kapal SAR laut pagi tadi setelah menerima laporan Gunung Ruang kembali erupsi.

“Mereka diberangkatkan untuk membantu percepatan evakuasi warga, penyaluran logistik, dan segenap upaya pertolongan darurat bencana lainnya,” kata Monce Brury.

Sebelumnya Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) resmi menetapkan status Gunung Ruang naik menjadi Level IV (Awas) dari sebelumnya berada level III, Siaga.

Peningkatan status tersebut dilakukan setelah gunung stratovolcano itu kembali meletus dan mengeluarkan kolom erupsi mencapai 2.000 meter dari atas puncak yang disertai suara gemuruh dan gempa yang dirasakan secara terus menerus, Selasa pagi pukul 02.35 WITA.

Dampak erupsi Gunung Ruang seperti hujan abu dan bebatuan kerikil di laporkan memiliki cakupan yang lebih luas jika dibanding dengan erupsi yang terjadi pada 17 April 2024 lalu.

Hal demikian dibuktikan setelah posko tanggap darurat di Desa Apengsala, Tagulandang, yang berjarak tujuh kilometer di luar Kawasan Rawan Bencana (KRB) pun terdampak oleh hujan batu dan kerikil ini.

PVMBG pun merekomendasikan untuk segera mengevakuasi warga yang berada pada radius enam kilometer dari pusat kawah aktif Gunung Ruang (Tagulandang dan sekitarnya) yang sama sekali tidak boleh ada aktivitas apapun.

Khususnya bagi mereka yang bermukim di dekat kawasan pantai yang berpotensi terdampak lontaran batuan pijar, luruhan awan panas (surge), dan potensi tsunami akibat runtuhnya sebagian tubuh gunung ke dalam laut.