Bagikan:

JAKARTA - Seorang pejabat senior PBB mengatakan, rakyat Palestina telah berkali-kali dikecewakan, saat perang antara kelompok militan Hamas dengan Israel terus berlangsung, menyebabkan jumlah korban tewas dan luka-luka warga sipil terus bertambah.

Kepala Koordinator PBB untuk Urusan Kemanusiaan dan Rekonstruksi di Jalur Gaza Sigrid Kaag mengatakan, hampir satu juta anak tidak bersekolah.

"Sekolah digunakan sebagai tempat berlindung bagi keluarga," katanya pada sesi Forum Ekonomi Dunia di Riyadh, Arab Saudi, melansir The National News 29 April.

"Hal ini tidak bisa menunggu solusi politik," katanya, seraya menambahkan "kami merasa seperti zombie" terhadap orang-orang di sana.

Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas pada Hari Minggu mengumumkan, tentara Israel membunuh 66 warga Palestina dan melukai 138 lainnya selama 24 jam terakhir, menyebabkan total korban tewas menjadi 34.454 orang dan korban luka-luka mencapai 77.575 orang, sejak konflik Israel-Hamas pecah pada 7 Oktober 2023, dikutip dari Xinhua.

"Saya pikir kita sudah berkali-kali mengecewakan rakyat Palestina", katanya, seraya menambahkan "Saya tahu kita bisa memindahkan gunung dengan kemauan politik."

Konflik Hamas-Israel yang sudah memasuki hari ke-206 dipicu oleh serangan militan Hamas ke Israel selatan yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera 253 orang, berdasarkan perhitungan Israel.

"Situasi di Gaza sangat disayangkan. Lebih dari 200 hari telah berlalu, di mana Israel memanfaatkan kesempatan untuk menyerang rakyat Palestina dengan dalih balas dendam terhadap Hamas, namun kenyataannya, mereka melakukan balas dendam terhadap seluruh penduduk Palestina," kata Presiden Abbas di forum yang sama pada Hari Minggu, dikutip dari WAFA.

Perang Hamas-Israel telah menyebabkan sebagian besar dari 2,3 juta penduduk mengungsi dan menghancurkan sebagian besar wilayah kantong tersebut.

Upaya perundingan untuk mewujudkan gencatan senjata di Gaza terus dilakukan, dengan langkah terbaru akan dilakukan hari ini di Kairo, Mesir, di mana perwakilan Hamas dan Israel direncanakan hadir.