Bagikan:

JAKARTA - Pemukim ilegal Israel menyerbu dan merusak rumah dan tenda warga di Tepi Barat, Palestina. Selain menghancurkan barang-barang pribadi, warga Israel itu juga menyerang para penggembala dan petani.

"Serangan pemukim terjadi di Lembah Yordan (utara), Hebron dan Bethlehem (selatan)," lapor Komisi Perlawanan Tembok dan Kolonisasi (CWRC) dan Kantor Berita Palestina WAFA, disitat Anadolu, Minggu 28 April.

Aksi perusakan itu terjadi pada Sabtu 27 April. Warga Israel tersebut menargetkan para penggembala dan petani Palestina.

CWRC menyebutkan aksi serangan warga Israel itu juga menyasar kediaman warga Fuad Draghmeh di kawasan Ein Al-Hilweh, Lembah Yordan utara. Tenda warga Mohammed Abu Mta'awe di daerah Al-Sakout juga hancur akibat aksi tak bertangungjawab itu.

Di Tepi Barat bagian selatan, seorang saksi mengatakan kepada kantor berita Anadolu, pemukim bersenjata menyerang sejumlah petani Palestina yang sedang berladang di Kota Nahalin, sebelah barat Bethlehem. Para petani itu dipaksa untuk pergi.

Saksi itu menambahkan, puluhan dari warga Israel itu menyerang warga Palestina di daerah Banias. Aksi kekerasan mereka tidak main-main dipertajam dengan ancaman pembunuhan jika warga Palestina tidak meninggalkan wilayah itu.

Tentara Israel (IDF) yang mengetahui dan menyaksikan hal itu angkat tangan dengan mengimbau agar warga Palestina menuruti perintah pemukim ilegal Israel. Tentara beralasan tidak dapat melindungi warga Palestina selaku pemukim legal.

Di Bethlehem, WAFA melaporkan sekelompok pemukim menyerang para petani setelah mereka selesai memanen gandum dalam jumlah besar di tanah Wadi al-Abyad di hutan belantara Tuqu' (timur Bethlehem). Gandum hasil panen pun disita secara paksa pemukim ilegal Israel bersenjata.

Sedangkan di daerah Wadi Ma'in di Masafer Yatta, Kota Hebron, pemukim Israel ilegal yang di antaranya ada yang berseragam militer Israel memukuli Omar Musa Mohammed saat sedang menggembalakan domba . Akibatnya remaja berusia 20 tahun itu luka-luka.

Tak hanya itu, pemukim Israel ilegal juga menyerang sejumlah penggembala di daerah Khallet Al-Dabaa di Masafer Yatta, memaksa mereka meninggalkan daerah tersebut.

Ketegangan meningkat di Tepi Barat Palestina yang diduduki paksa Israel sejak negara dipimpin Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu itu melakukan agresi militer mematikan Jalur Gaza sejak aksi Hamas pada 7 Oktober 2023.

Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan Palestina, agresi Israel di Jalur Gaza akhir 2023 itu tercatat menewaskan lebih dari 34.300 orang. Hampir 491 warga Palestina tewas dan lebih dari 4.800 lainnya terluka akibat ulah senjata tentara Israel.

Namun, Mahkamah Internasional (ICJ) yang menyatakan Israel melakukan genosida di Palestina tidak menyurutkan niat Israel lewat perintah Netanyahu untuk menghentikan banjirnya kematian di Jalur Gaza.

Adapun putusan sela ICJ pada Januari memerintahkan Israel untuk memastikan militernya tidak melakukan tindakan genosida di Palestina. ICJ juga menjamin bantuan kemanusiaan terus dialirkan untuk warga sipil di Gaza.