Pergantian Musim, BNPB: Waspada Angin Puting Beliung
Ilustrasi (Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta masyarakat waspada potensi angin puting beliung di akhir pekan pertama Maret 2021. Menyusul terjadi peristiwa tersebut di dua tempat yakni di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Lampung.

"Tidak ada korban jiwa akibat fenomena yang biasa terjadi saat pergantian musim," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam keterangannya, Minggu, 7 Maret.

Berdasarkan data BNPB dari awal Januari hingga 6 Maret 2021, total bencana yang tercatat berjumlah 723 kejadian. Dari total bencana, sebanyak 171 kejadian merupakan angin puting beliung. 

Sejauh ini, bencana ini mengakibatkan rumah rusak berat 209 unit, rusak sedang 513 dan rusak sedang 2.195. Selain dampak kerusakan, bencana tersebut juga mengakibatkan korban meninggal dunia 1 warga dan luka-luka 36.

Karenanya, warga diimbau untuk berhati-hati saat angin puting beliung terjadi seiring pergantian musim. Apabila terjadi angin kencang atau angin puting beliung, warga direkomendasikan untuk berlindung di dalam bangunan yang kokoh.

"Jangan berlindung di bawah pohon atau di dekat papan serta hindari benda-benda tajam yang dapat dengan mudah terbawa oleh angin kencang," jelas Raditya. 

Untuk informasi, sebelumnya Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB melaporkan angin puting beliung terjadi di Kepulauan Bangka Belitung pada Jumat, 5 Maret. Kejadian tersebut berlokasi di Kelurahan Teladan, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, dipicu hujan deras yang disertai angin kencang pada siang.

"Sebanyak 51 KK terdampak. Rumah mereka mengalami kerusakan dengan tingkat yang berbeda. BPBD setempat masih melakukan verifikasi tingkat kerusakan di lapangan," ungkap Raditya.

Sehari sebelumnya, fenomena serupa juga terjadi di Provinsi Lampung, Kamis, 4 Maret. Peristiwa terjadi di Desa Margototo, Kecamatan Metro Kibang, Kabupaten Lampung Timur.

Data BPBD setempat mencatat 69 KK terdampak akibat kejadian tersebut. Di samping itu, BPBD mengidentifikasi rumah rusak ringan 52 unit dan rusak berat 9. Tidak hanya sektor perumahan yang rusak, tetapi juga tempat budidaya jamur maupun peternakan setempat.

"Merespons kejadian ini, BPBD bersama mitra terkait lain melakukan pendataan dan pertolongan kepada warga terdampak. BPBD mengirimkan bantuan logistik berupa perlengkapan makan, sekolah dan keluarga," kata Radityo.