JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada lebih dari 1.300 bencana melanda Indonesia sejak awal tahun hingga akhir Mei. Sebagian bencana ini terjadi kala Indonesia dirundung pagebluk COVID-19.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati menyebut, bencana yang ada didominasi oleh fenomena hidrometeorologi di masa musim penghujan. Bencana tersebut antara lain banjir, longsor, dan puting beliung.
"Kejadian berupa banjir masih tinggi dibandingkan jenis bencana hidrometerologi lainnya. Banjir biasanya dipicu oleh salah satunya intensitas hujan yang tinggi," kata Raditya dalam keterangan tertulis, Minggu, 31 Mei.
Sampai hari ini, BNPB mencatat banjir menerjang Indonesia sebanyak 532 kali. Banjir juga berdampak paling tinggi terhadap kerugian, baik korban jiwa dan kerusakan material.
Ribuan rumah rusak dan terdampak akibat banjir selama lima bulan terakhir. Kerusakan rumah dengan kategori rusak berat berjumlah 2.689 unit, rusak sedang 1.218 unit, dan rusak ringan 4.094 unit.
BACA JUGA:
Ada pula kerusakan pada sektor publik, yakni fasilitas pendidikan sebanyak 295 unit, peribadatan 369 unit, kesehatan 25 unit, dan perkantoran 46 unit. Semantara, kerusakan infrastruktur vital berupa jembatan sejumlah 163 unit.
"Sepanjang Januari hingga Mei 2020, total korban meninggal akibat banjir berjumlah 128 jiwa, luka-luka 119 dan hilang 7. Sedangkan dampak pengungsian yang pernah terjadi, BNPB mencatat lebih dari 2 juta warga mengungsi karena banjir," ucap Raditya.
Lebih lanjut, bencana lain yang terjadi selama hampir setengah tahun ini adalah angin puting beliung sebanyak 397 kali, tanah longsor 306 kali, kebakaran hutan dan lahan 123 kali, gelombang pasang/abrasi 15 kali, gempa bumi 5 kali, letusan gunung api 3 kali, dan kekeringan 1 kali.
Sementara itu, korban meninggal akibat bencana tanah longsor berjumlah 51 jiwa, puting beliung 8 dan karhutla 1. Total kerusakan rumah akibat bencana hingga Mei 2020 dengan kategori rusak berat berjumlah 4.051 unit, rusak sedang 2.596 dan rusak ringan 11.516.
"Data kejadian bencana yang total berjumlah 1.382 kejadian tersebut belum memperhitungkan data bencana nonalam, seperti pandemi COVID-19," ungkapnya.
Hingga akhir Mei, masih terjadi kejadian yang dipicu oleh hujan intensitas tinggi. Kata Raditya, masyarakat diimbau untuk selalu waspada. Meskipun jelang pergantian musim, pada pekan terakhir Mei masih ditemui beberapa kejadian banjir. Di sisi lain, potensi angin puting beliung juga perlu diwaspadai, yang biasanya terjadi pada saat pergantian musim.