Kader Golkar Desak Airlangga Jadi Capres 2024
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hatarto (Foto: Humas)

Bagikan:

JAKARTA - Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar rampung digelar. Hasilnya, para kader partai berlambang beringin tersebut ingin Ketua Partai Golkar Airlangga Hartarto dicalonkan sebagai calon presiden.

"Rakernas dan Rapimnas Partai Golkar yang baru saja berakhir menegaskan kuatnya aspirasi dari arus bawah yang menginginkan Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto untuk dicalonkan sebagai calon presiden (capres)," kata Wakil Ketua Umum Golkar Ahmad Doli Kurnia dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 6 Maret.

Desakan ini, sambungnya, disampaikan oleh 34 DPD, 10 ormas di lingkungan Golkar, dan tokoh senior di partai tersebut yang ada di dewan pembina, dewan kehormatan, dewan penasihat, dewan pakar, dan dewan etik.

Terkait desakan itu, Doli mengatakan, Airlangga belum memberikan jawaban. Alasannya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian tersebut ingin fokus ke penanganan COVID-19.

"Pada waktunya (Airlangga, red) akan menjawab aspirasi itu," ungkapnya.

Meski begitu, desakan para kader tersebut menjadi semangat baru bagi Bidang Pemenangan Pemilu Golkar. Sehingga, mereka bisa bekerja lebih serius mewujudkan aspirasi tersebut.

"(Aspirasi kader, red) menjadi dorongan untuk lebih serius lagi menyusun langkah dan strategi, serta bekerja lebih keras lagi dalam pemenangannya," ujarnya.

Diketahui, Rapimnas Golkar tersebut digelar sejak Jumat, 5 Maret hingga hari ini. Salah satu agenda Rapimnas Partai Golkar adalah menyusun langkah strategis untuk pemenangan Pemilihan Umum (Pemilu) serentak 2024 yang mencakup Pemilihan Presiden (Pilpres), Pemilihan Legislatif (Pileg), dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).

Saat membuka rapimnas, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menginginkan partai berlambang pohon beringin itu memimpin koalisi besar di 2024.

Menurut dia, Partai Golkar merupakan salah satu kekuatan politik terbesar di negeri ini yang menjadi magnet bagi banyak pihak. Keputusan Partai Golkar akan memengaruhi konstelasi politik nasional.

"Dengan kekuatan besar ini, Golkar tentu mulai dilirik dari kiri dan kanan bagaikan gula yang mengundang semut. Sebaliknya tentu kita tentu perlu membaca situasi, memilih dan memilah agar pada ujungnya kekuatan beringin akan memimpin koalisi besar yang tangguh," kata dia di hadapan para kadernya pada Jumat, 5 Maret.