Bagikan:

JAKARTA - Kekacauan terjadi di Uni Emirat Arab setelah negara tersebut mengalami curah hujan terbesar dalam 75 tahun, dengan beberapa wilayah mencatat curah hujan lebih dari 250 mm  dalam waktu kurang dari 24 jam, kata kantor media negara tersebut.

Dilansir CNN, Rabu, 17 April, hujan membanjiri jalan-jalan, menumbangkan pohon-pohon palem dan menghancurkan fasad atau muka bangunan, belum pernah terjadi di negara Timur Tengah tersebut sejak pencatatan dimulai pada tahun 1949.

Di tujuan wisata populer Dubai, penerbangan dibatalkan, lalu lintas terhenti dan sekolah-sekolah ditutup.

Curah hujan sebanyak seratus milimeter (hampir 4 inci) turun hanya dalam waktu 12 jam pada Selasa, 16 April, menurut pengamatan cuaca di bandara – setara dengan apa yang biasanya dicatat Dubai sepanjang tahun, menurut data PBB.

Hujan yang turun dengan sangat deras membuat sebagian pengendara terpaksa meninggalkan kendaraannya karena banjir dan jalan berubah menjadi sungai.

Peristiwa curah hujan ekstrem seperti ini menjadi lebih umum terjadi seiring dengan menghangatnya atmosfer akibat perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia..

Kondisi cuaca tersebut dikaitkan dengan prakiraan meteorologi soal badai yang lebih besar yang melintasi Semenanjung Arab dan bergerak melintasi Teluk Oman. Sistem yang sama juga menyebabkan cuaca basah yang luar biasa di wilayah sekitar Oman dan Iran tenggara.

Di Oman, dilaporkan 18 orang tewas dalam banjir bandang yang dipicu oleh hujan lebat, kata Komite Nasional Manajemen Darurat negara tersebut. Korban termasuk anak-anak sekolah, menurut kantor berita negara Oman.