JAKARTA - Kubu oposisi Korea Selatan memenangi pemilihan legislatif negara tersebut dan mengalahkan koalisi pemerintah Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang mendukung Presiden Yoon Suk-yeo.
Partai Demokrat, sebagai partai oposisi utama Korsel, dan partai sekutunya memenangi total 176 dari 300 kursi di Majelis Nasional Korea Selatan, sementara PPP dan partai sekutunya, Partai Masa Depan Rakyat, hanya memenangi 108 kursi, demikian diwartakan Yonhap dilansir ANTARA, Jumat, 12 April.
Presiden Yoon mengakui kekalahan koalisinya dan menyebut dirinya menerima pilihan rakyat.
"Saya akan menerima pilihan rakyat dalam pemilihan umum ini dengan rendah hati, dan saya akan berjuang untuk mereformasi pemerintahan serta bekerja keras mewujudkan kestabilan ekonomi dan memperbaiki kualitas hidup rakyat," kata Yoon.
Sebagai bentuk tanggung jawab atas kekalahan dalam pemilu, pemimpin PPP Han Dong-hoon menyatakan mundur dari jabatannya. Sementara itu, Perdana Menteri Han Duck-soo dan staf senior kepresidenan lainnya turut mengajukan pengunduran diri.
Komisi pemilihan umum setempat menyatakan, 67 persen dari 44,28 juta pemilih menggunakan hak pilihnya dalam pemilu ini, sehingga menjadi pemilu dengan jumlah pemilih tertinggi dalam 32 tahun.
BACA JUGA:
Persentase pemilih dalam pemilu 2020 hanya mencapai 66,2 persen, dan persentase tertinggi tercatat pada pemilu 1992, di mana 71,9 persen pemilih menggunakan hak pilihnya.
Sementara itu, lebih dari 31 persen pemilih, setara dengan 13,84 juta dari 44,28 juta total pemilih, telah memilih dalam masa pemungutan suara awal yang berlangsung dua hari dan berakhir Sabtu (6/4).
Hal tersebut menjadikan pemilu 2024 sebagai pemilu pertama Korsel dengan lebih dari 30 persen pemilih memilih di masa pemungutan suara awal. Jumlah pemilih dalam pemungutan suara awal dalam pemilu 2020 hanya mencapai 24,95 persen.
Dalam pemilu sebelumnya pada 2020, DP dan partai sekutunya memenangi 180 kursi, sementara Partai Masa Depan Bersatu -- nama lama PPP -- beserta partai sekutunya hanya memenangi 103 kursi.