Bagikan:

JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) sangat mungkin menjadi penasihat khusus bagi Prabowo Subianto yang merupakan capres dengan perolehan suara terbanyak. Semuanya bisa terjadi demi kepentingan bangsa dan negara.

Hal ini disampaikan Bahlil menanggapi pernyataan eks politikus PDI Perjuangan (PDIP) Maruarar Sirait yang mengusulkan Presiden Jokowi menjadi penasihat khusus Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

“Ya, semua kemungkinan itu kan bisa terjadi. Namanya kemungkinan semua terjadi selama dalam rangka konstitusional,” kata Bahlil kepada wartawan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 8 April.

Sementara soal pembentukan kabinet Prabowo-Gibran, Bahlil merasa pembahasan dengan Presiden Jokowi tak perlu dilakukan. Sebab, nama yang akan menjadi menteri bakal diputuskan oleh pasangan nomor urut dua itu setelah dilantik.

Bahlil meyakini Presiden Jokowi tak akan ikut campur. “Itu kan hak prerogatif presiden terpilih,” tegasnya.

“Pak Presiden ini kan sudah dua kali jadi presiden. Tahu mana hak prerogatif presiden terpili mana yang bukan,” sambung Bahlil.

Diberitakan sebelumnya, Maruarar punya alasan kenapa Jokowi sebaiknya menjadi penasihat khusus Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Salah satunya karena pengalaman yang sudah dimiliki mulai dari Wali Kota Surakarta, Gubernur DKI Jakarta hingga presiden periode 2014-2019 dan 2019-2024.

“Pak Jokowi tentu akan memberi masukan dan menjadi penasihat sebagai orang yang berpengalaman," kata Maruarar dikutip ANTARA, Senin, 8 April.

Tak hanya itu, masukan Jokowi dirasa penting karena pasangan nomor urut dua itu akan melanjutkan program kerja pemerintahan saat ini.