Bagikan:

JAKARTA - Kian hari penyebaran virus corona tambah menyelimuti, semakin banyak pula Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengambil langkah antisipasi. Sebab, per hari Minggu, 15 Maret, pasien positif virus corona atau COVID-19 tercatat mencapai 117 orang dan pasien terbanyak berada di Jakarta. 

Berdasarkan data Pemprov DKI dalam situs corona.jakarta.go.id, per pagi ini telah ada 39 pasien positif corona yang merupakan warga Jakarta, tersebar di lima kota administratif. 

Atas hal ini, wajar jika Anies gerak cepat mengolah wewenangnya menjadi kebijakan dan imbauan kepada warga DKI untuk mencegah penularan virus yang berasal dari negeri China tersebut. 

"Sejak awal kami tegaskan jangan panik, tapi jangan sekali-sekali menganggap enteng. Jangan menganggap ringan atas masalah COVID-19 ini. Kita harus waspada dan disiplin mengatur interaksi," kata Anies, Minggu, 15 Maret. 

VOI menghimpun semua imbauan yang disampaikan oleh Anies. Anies meminta warganya untuk menjaga jarak antarwarga, mengurangi perjumpaan, menghindari kontak fisik, dan menjauhi tempat-tempat berkumpul orang banyak. 

"Dalam menghadapi hari-hari ke depan, semua warga jakarta harus melakukan apa yang biasa disebut sebagai social distancing measure," ucap dia. 

- Tim Tanggap COVID-19 DKI

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membentuk Tim Tanggap COVID-19 DKI, serta posko pengaduan bagi warga yang khawatir akan kondisi kesehatannya serta mengalami gejala seperti terinfeksi corona. 

Anies menginstruksikan kepada jajaran Pemprov DKI yang memiliki gejala demam, flu, dan batuk menjurus virus corona agar melaporkan kondisi kesehatannya keada Dinas Kesehatan DKI. 

- Jangan keluar rumah kecuali amat penting

Anies mengimbau, sebisa mungkin kerjakan pertemuan secara jarak jauh, seperti melakukan penggantian pertemuan tatap muka dengan menggunakan aplikasi perpesanan instan di ponsel masing-masing. Jalankan ini dengan serius untuk seluruh anggota keluarga. 

"Selamatkan diri sendiri, selamatkan keluarga, dan itu artinya menyelamatkan orang banyak,"

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan
 

- Hindari tempat-tempat yang berpotensi jadi wahana penularan. 

Tempat yang berpotensi menyemayamkan virus corona adalah kawasan penuh pengunjung, atau kegiatan yang berdirinya dan duduknya saling berdekatan. Contohnya, pusat perbelanjaan, acara konser, hingga ruang publik. 

- Tunda semua kegiatan pengumpulan orang banyak

Anies memahami banyak warga Jakarta yang merencakanan kegiatan perkumpulan dengan tujuan mulia. Misalnya, pergelaran arisan, pengajian, rapat instansi, dan majelis taklim. 

"Walaupun kegiatannya mulia baik dan dirasa perlu, tapi jika tidak urgent, maka tunda saja waktu saat ini sampai sudah bisa terkendali," ungkap dia. 

- Lakukan kegiatan keagamaan di rumah

Terkait dengan kegiatan keagamaan seperti beribadah ke masjid, gereja, pura, dan vihara, Anies mengimbau untuk melakukan hal tersebut di rumah. 

- Tunda resepsi pernikahan

Anies mengimbau warganya untuk menunda resepsi pernikahan, jika dimungkinkan. Namun, jika tak bisa ditunda, Anies mewajibkan penyelenggara melakukan langkah tegas dan disiplin bagi para tamu undangan. 

"Harus ada ptugas pemeriksa suhu tubuh para tamu masuk ruangan acara, harus ada ruang isolasi bagi tamu yang bila ditemukan tidak sehat bisa diantarkan ke ruangan itu, harus ada hand sanitizer di pintu masuk dan pintu keluar, dan idak boleh ada jabat tangan," jelas Anies. 

- Jangan pulang kampung

Peserta didik hingga pegawai di lingkup DKI banyak yang tidak diharuskan berkegiatan di sekolah, kampus, dan kantornya. Namun, Anies mewanti-wanti jangan sampai kesempatan tersebut digunakan untuk pulang kampung. 

Anies meminta orang yang berkegiatan di rumah untuk menunda rencana pulang ke luar kota sampai Pemprov DKI menyatakan kondisi penularan corona sudah terkendali. 

"Jangan sampai ada di antara kita yang pulang kampung dan tanpa disadari justru membawa virus tersebut ke kampung halaman atau ke wilayah lain. Karena Jakarta saat ini merupakan salah satu tempat di mana virus tersebut telah menular dari satu pribadi ke pribadi lain," jelas dia. 

- Tiadakan CFD 

Selanjutnya, Anies bakal meniadakan kegiatan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CFD) di sepanjang Jalan Sudirman-MH selama dua pekan, yakni 15 dan 22 Maret. 

Setelah dua pekan selanjutnya, Anies akan memutuskan kelanjutan acara CFD setelah pihaknya memantau perkembangan virus mematikan yang berasal dari kota Wuhan, China tersebut. 

- Tutup tempat wisata dan Mengimbau kerja Remote

Anies memperketat kebijakan dari sebelumnya. Ada beberapa tambahan imbauan yang ia keluarkan, namun tidak sampai melakukan lock down. Anies menutup semua destinasi wisata dan tempat hiburan milik Pemprov DKI selama dua pekan. 

"Tujuannya meminimalkan kegiatan warga diruang-ruang terbuka yang penuh dengan warga," kata Anies.  

Lebih lanjut, Anies juga meminta seluruh perusahaan untuk mulai menyiapkan protokol kerja jarak jauh atau remote bagi para pegawainya sebisa mungkin. 

"Hari ini belum ada arahan untuk kantor-kantor stafnya bekerja dari jauh. Tapi, dunia usaha harus mulai menyiapkan. Saya imbau semuanya untuk menyiapkan dari sekarang jangan sampai kita menghadapi situasi (penularan) itu. Tapi, bila itu terjadi, maka dunia usaha udah siap," jelas Anies. 

Tangkapan layar Peta sebaran Kasus COVID-19 di Jakarta (https://corona.jakarta.go.id/)

- Liburkan Sekolah

Anies akhirnya menutup kegiatan belajar mengajar di sekolah, mulai dari setingkat TK, SD, SMP, hingga SMA/WMK di seluruh wilayah DKI Jakarta selama dua pekan guna mencegah penyebaran COVID-19.

"Menutup semua sekolah di lingkungan Pemprov DKI Jakarta dan akan melakukan proses belajar mengajar melalui metode jarak jauh," ucap Anies. 

Usai penutupan dua pekan, Anies mengatakan akan meninjau kembali kegiatan belajar di sekolah dan perkembangan penyebaran virus COVID-19 di Jakarta.

Saat ini ada sekitar 1,5 juta anak didik di Jakarta, 145.000 diantaranya adalah siswa SMA/SMK yang akan mengikuti Ujian Nasional Senin mendatang. Ujian tersebut juga ditunda hingga batas waktu yang belum ditentukan.

- Meniadakan Sistem Ganjil-Genap

Anies merasa harus mencari alternatif atas peringatan potensi penularan virus corona di transportasi umum. Maka, untuk sementara waktu, Anies menghapus sementara kebijakan ganjil genap yang saat ini diberlakukan di 25 ruas jalan di Ibu Kota.

Penghapusan peraturan ganjil genap ini untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat Jakarta untuk leluasa menggunakan kendaraan pribadi. Pencabutan ganjil-genap belum memiliki batas waktu yang ditentukan. 

“Kita akan menghapuskan atau mencabut sementara kebijakan Ganjil genap di seluruh kawasan Jakarta sehingga masyarakat bisa memilih moda transportasi yang lebih minim resiko penularan," ungkap Anies. 

- Kurangi Jam Operasional Transportasi Publik

Selain itu, Anies mengurangi waktu operasi transportasi umum seperti MRT, LRT, dan Transjakarta. Nantinya, fasilitas trasportasi itu hanya akan melayani masyarakat di mulai dari pukul 06.00 hingga 18.00 WIB. Padahal, dari hari-hari biasanya, beroprasi sejak pukul 05.00 hingga 24.00 WIB.

Untuk transportasi MRT, tak hanya waktu operasi yang akan dikurangi. Jumlah rangkaian kereta juga akan berkurang. Biasanya, hari-hari sebelumnya sekitar 16 rangkain dioperasikan untuk melayani masyarakat, maka, kurang dari setengahnya yang nantinya akan digunakan.

Selain itu, jumlah penumpang juga akan dikurangi untuk setiap gerbongnya. Kapasitas satu gerbong MRT yang bisa ditumpangi 300 orang, nantinya hanya bisa dinaiki 60 orang saja. "Setiap gerbong itu (tadinya) maksimal 300 orang, nantinya maksimum diisi 60 orang," kata Anies.

Sementara, untuk Trans Jakarta juga dilakukan pengurangan aramada. Mulai Senin, 16 Maret, bus hanya akan mengangkut penumpang yang berada di 13 koridor. "Transjakarta yang saat ini melayani 248 rute akan diubah signifikan, dikurangi hanya menjadi 13 rute," tutup Anies.