Bagikan:

JAKARTA - Sekjen Perindo Ahmad Rofiq menilai kubu Ganjar Pranowo-Mahfud MD keok karena penyaluran bantuan sosial (bansos). Ia menganalogikan kondisi ini seperti bom atom yang dijatuhkan saat perang dunia kedua di Nagasaki, Jepang.

“Ketika adanya bansos yang begitu rupa maka seluruh pertahanan parpol, pertahanan para capres dan terutama Mas Ganjar sama Pak Mahfud ini, ya, babak belur ketika diserang yang sangat masif begitu, yang disebut Mas Benny tadi high explosive,” kata Rofiq dalam konferensi pers di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Menteng, Jakarta Selatan, Kamis, 21 Maret.

“Ini bom atom di Nagasaki itu dipraktikkan di pemilu ini,” sambungnya.

Rofiq menyebut penyaluran masif bansos ini bahkan sampai mendapat sorotan dari DPR RI. Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini ketika itu sempat ditanya soal anggarannya.

“Bu Risma (mengaku, red) hanya mengelola Rp78 triliun sementara uang bansos yang digelontorkan hampir Rp500 triliun. Itu artinya dengan masifnya uang yang sebesar itu, tanpa diketahui dengan data yang tidak transparan, ketika itu disebarkan kepada masyarakat Indonesia secara merata, ya, pasti hancur lebur,” tegasnya.

Rofiq juga tak habis pikir dengan kondisi politik di Tanah Air saat ini. Katanya, bansos dan intimidasi telah menghancurkan kondisi demokrasi saat ini.

“Maka boleh jadi kalau ada di antara kita yang mau mendaftarkan Pak Presiden untuk mendapatkan gelar terbaru di Guinness Book Record sebagai bapak perusak demokrasi, ya, boleh juga,” ungkapnya.

“Jadi soal pilpres, soal pileg ini memang sangat luar biasa. Saya berpolitik sekian lama juga tidak bisa berpikir lebih jernih lagi,” pungkas Rofiq.