JAKARTA - Politikus senior Partai Golkar, Jusuf Kalla (JK), merespons kabar yang beredar mengenai Presiden Joko Widodo bakal menjadi calon Ketua Umum Golkar. Menurut JK, Jokowi tak bisa memenuhi syarat menjadi Ketum Golkar yang ditetapkan dalam Musyawarah Nasional (Munas) tahun ini.
"Kan sudah dibantah oleh beberapa pihak dan tidak memenuhi syarat," kata JK di kediamannya, Jalan Brawijaya Raya, Rabu, 20 Maret.
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI ini juga menekankan calon-calon ketua umum Partai Golkar selanjutnya yang akan ditentukan dalam Munas juga harus memenuhi syarat yang tertuang dalam AD/ART partai.
"Ada calon, selama calon memenuhi syarat, dia kader Golkar, karena itu pernah pengurus lima tahun, satu periode. Itu saja sebenarnya caranya. Gampang caranya," ungkap JK.
JK pun menegaskan Munas Partai Golkar yang bakal digelar pada tahun ini tak bisa dipercepat. Hal ini menanggapi isu soal kemungkinan Munas Golkar digelar lebih awal dari jadwal.
"Enggak, lah. Mereka sudah diputuskan dengan seluruh DPD, bukan orang lain. DPD rapim (rapat pimpinan) di Bali, memutuskan itu. Secara partai, sudah begitu, memenuhi anggaran dasar," tegasnya.
BACA JUGA:
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengungkapkan, partainya berencana akan menggelar Munas pada tahun ini untuk memilih ketua umum periode terbaru.
"Sudah menjadi keputusan tahun ini kita munas,” ujar Bamsoet di Kompleks Parlemen Senayan, Jumat, 8 Maret.
Bamsoet menyebut, ada 4 nama yang akan bertarung di forum tertinggi partai berlambang pohon beringin, termasuk dirinya. Sementara ketiga nama lainnya yakni ketua umum petahana Airlangga Hartarto, Menteri Investasi/BKPM Bahlil Lahadalia, dan Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita.
"Ya ada setidaknya santer 4 suara yang muncul di permukaan yang akan bertarung di forum munas tahun ini. Ada Pak Airlangga, kemudian ada Pak Agus Gumiwang, kemudian ada Pak Bahlil, dan ada saya,” sebut Bamsoet.
Saat ditanya mengenai kabar Presiden Joko Widodo akan bergabung ke Golkar dan menjadi Ketum, Bamsoet mempersilakan bertanya langsung ke Jokowi. Dia menegaskan partainya adalah partai yang terbuka.
“Kalau Golkar sih terbuka. Sebagaimana posisi ketua umum kami, maka kita sebagai partai terbuka menerima siapa saja,” pungkasnya.