Bagikan:

JAKARTA - Musyawarah Nasional Partai Golkar akan diselenggaran mulai hari ini, hingga 6 Desember di Jakarta. Salah satu agenda Munas ini adalah pemilihan ketua umum. Ada sembilan orang yang akan bertarung untuk menjadi pimpinan Partai berlambang beringin ini.

Keesembilan nama pendaftar bakal calon ketum Golkar: Ridwan Hisjam, Ali Yahya, Achamad Annama, Indra Bambang Utoyo, Agun Gunandjar Sudarso, Bambang Soesatyo, Derek Lopatty, Airlangga Hartarto dan Aris Mandji.

Pengamat politik Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin mengatakan, dari sembilan nama itu, hanya dua yang mencolok, yaitu calon petahana Airlangga dan Bambang Soesatyo (Bamsoet).

"Sejatinya pertarungan di Munas ini persaingan hanya ada pada dua kubu. Kubu Bamsoet dan Airlangga. Kandidat lain yang muncul hanya sebagai pemanis dan asesoris," kata Ujang kepada VOI saat dihubungi, di Jakarta, Selasa, 3 Desember.

Ujang menilai, ketujuh calon lain yang mendaftar hanya sebagai penggembira dalam dinamika Munas Partai Golkar kali ini. Katanya, biar terlihat ramai dan terlihat seolah-olah demokratis, maka dimunculkan kandidat-kandidat lain.

Namun, dari dua orang ini, Ujang belum bisa berpekulasi siapa yang jadi pemenang. Sebab, kata dia, Airlangga dan Bambang akan saling mengalahkan hingga menjelang penutupan. "Masih 50:50. Airlangga maupun Bamsoet sama-sama memiliki jaringan luas dan kuat secara finansial. Sama-sama menjadi pejabat negara," jelasnya.

Presiden Jokowi bersikap netral atas penyelenggaraan Munas Partai Golkar ini. Meski begitu, Ujang mengatakan, ketua umum Partai Golkar harus dapat restu Istana untuk hal ini.

"Mereka berdua harus dapat restu Istana. Istana akan menjadi penentu siapa yang akan menang menjadi ketum Golkar dalam Munas minggu ini," tuturnya.

Airlangga dan Bambang sudah perang opini sebelum Munas ini digelar. Di antaranya, Kubu Bambang menyatakan ada intervensi terhadap DPD Partai Golkar untuk memilih Airlangga, meski hal itu dibantah oleh kubu Airlangga. Sementara, Airlangga juga menyindir komitmen Bambang yang maju jadi calon ketua umum Partai Golkar padahal telah dijadikan Ketua MPR.