Bagikan:

JAKARTA - Penyelidik hak asasi manusia pada Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengatakan, 'sangat berbahaya' bagi Amerika Serikat (AS) untuk menyebut penguasa de facto Arab Saudi telah menyetujui operasi untuk menangkap atau membunuh jurnalis Jamal Khashoggi, tetap tidak mengambil tindakan sanksi terhadapnya.

Ini disampaikan oleh Agnes Callamard, Pelapor Khusus PBB yang memimpin investigasi kasus pembunuhan Khashoggi di tahun 2018 dalam laporannya. Tindakan sanksi di sini menyasar kepada aset Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dan keterlibatan internasionalnya. 

Jumat pekan lalu, Badan Intelijen Nasional Amerika Serikat merilis laporan intelijen yang telah didiklasifikasi yang mengungkap, adanya persetujuan operasi dari Mohammed bin Salman untuk menangkap atau membunuh Khashoggi. 

Pada saat yang sama, Amerika Serikat juga menjatuhkan sanksi terhadap sejumlah orang yang terkait dalam kasus ini. Namun, nama Putra Mahkota 'diselamatkan' untuk menjaga hubungan baik Amerika Serikat dengan Arab Saudi. 

Callamard mengatakan, apa yang telah dibuka dari laporan tersebut 'tampaknya sangat sedikit dan itu mengecewakan'. Dia berharap lebih banyak bukti material kasus pembunuhan Jamal Khashoggi yang telah dirilis.

"Sangat problematis, menurut saya, jika tidak berbahaya, untuk mengakui kesalahan seseorang dan kemudian mengatakan bahwa seseorang 'tetapi kami tidak akan melakukan apa-apa'. Silakan lanjutkan seolah-olah kami tidak mengatakan apa-apa. Bagi saya itu adalah langkah yang sangat berbahaya di pihak AS," paparnya.

Juru Bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan pada Hari Senin, Amerika Serikat berhak untuk memberikan sanksi kepada Putra Mahkota Arab Saudi di masa depan jika perlu.

"Tentu saja kami berhak untuk mengambil tindakan pada waktu dan cara yang kami pilih," kata Psaki kepada wartawan.

"Secara historis, Amerika Serikat melalui presiden Partai Demokrat dan Republik biasanya tidak memberikan sanksi kepada para pemimpin pemerintah di negara-negara tempat kami memiliki hubungan diplomatik," sambungnya.

Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden pada Hari Sabtu mengatakan, pemerintahannya akan membuat pengumuman di Arab Saudi pada Hari Senin. Tetapi seorang pejabat Gedung Putih menyarankan tidak ada langkah baru yang signifikan diharapkan.

“Ada banyak hal yang bisa dilakukan pemerintah AS. Satu hal yang tidak dapat dilakukan adalah, diam dan tidak mengambil tindakan atas temuan mereka,” tegas Callamard.