Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) diisukan akan bergabung dengan Partai Golkar setelah lengser dari jabatannya. Politikus PDI Perjuangan (PDIP), Andreas Hugo Pareira mengaku tak terkejut mendengar kabar tersebut sebab sudah tahu gelagat dari Jokowi.

Menurutnya, gelagat Jokowi ingin 'pindah rumah' terlihat sebelum Pemilu 2024 ketika mantan pengusaha mebel itu melakukan cawe-cawe. Pertama, dengan munculnya wacana perpanjangan masa jabatan presiden.

"Diawali upaya untuk memperpanjang kekuasaan, upaya untuk menambah masa jabatan 3 periode, menambah massa jabatan 2-3 tahun, namun kedua upaya ini tidak berhasil," ujar Andreas saat dihubungi, Senin, 11 Maret.

Kedua, upaya meloloskan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres untuk mendampingi Prabowo Subianto. Di mana Mahkamah Konstitusi (MK) melalui putusannya mengubah aturan usia minimal cawapres.

"Drama seri cawe-cawe-nya kemudian beralih dengan 'melabrak' UU Pilpres menyangkut batas usia 40 tahun melalui tangan Paman Usman (Anwar Usman) di MK, dan menjadikan putra Gibran sebagai cawapres Prabowo Subianto," lanjutnya.

Ketiga, dugaan intervensi menggunakan semua kekuasaannya memenangkan pasangan calon nomor urut 2, Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka. Sehingga pasangan ini bisa menang dalam satu putaran pilpres.

"Seri lanjutannya, yang kita perhatikan saat ini, meskipun putaran Pileg Pilpres ini belum selesai, Jokowi secara gesit dan tangkas sudah mempersiapkan seri cawe-cawe putaran berikut untuk memanfaatkan instrumen politik, mana yang bisa ditunggangi untuk tetap berkuasa," beber Andreas.