Bagikan:

JAKARTA - Drone laut Ukraina merusak kapal patroli canggih milik Armada Laut Hitam Rusia di lepas pantai Krimea yang diduduki, kata intelijen militer Ukraina pada Hari Selasa.

Badan intelijen tersebut mengatakan melalui aplikasi pesan Telegram, unit khusus Grup 13 menyerang kapal patroli Armada Laut Hitam Rusia Sergey Kotov di dekat Selat Kerch.

"Akibat serangan drone maritim Magura V5, kapal Rusia Project 22160 Sergey Kotov mengalami kerusakan di sisi buritan, kanan dan kiri," bunyi pesan itu, menambahkan kapal tersebut bernilai sekiyat 65 juta dolar AS, seperti dikutip dari Reuters 5 Maret.

Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan Ukraina Andriy Yermak mengatakan melalui Telegram pada Hari Selasa,"Armada Laut Hitam Rusia adalah simbol pendudukan. Ia tidak boleh berada di Krimea Ukraina," yang tampaknya mengacu pada serangan tersebut.

Sementara itu, akibat serangan tersebut, lalu lintas kereta api dihentikan sementara di jembatan yang menghubungkan semenanjung Krimea ke daratan Rusia, menurut saluran Telegram seorang pejabat pro Rusia di Krimea.

Lalu lintas jalan raya juga ditangguhkan selama beberapa jam, sebelum dibuka kembali sebelum pukul 07.00 GMT, menurut saluran Telegram dari otoritas yang mengelola jembatan tersebut.

Reuters tidak dapat memverifikasi laporan tersebut. Kementerian Pertahanan Rusia tidak segera menjawab permintaan komentar Reuters.

Mengutip Navy Recognation, Sergey Kotov (383) merupakan kapal patroli bagian dari Project 22160, proyek kapal patroli besar angkatan laut Rusia. Kapal kelas ini pertama kali berdinas tahun 2018. Total ada empat kapal patroli kelas ini yang sudah beroperasi dan dua yang tengah dalam perencanaan. Semuanya dialokasikan untuk Armada Laut Hitam Angkatan Laut Rusia.

Sergey Kotov yang diluncurkan pada 29 Januari dan mulai bertugas 30 Juli 2022 ini memiliki panjang 94 meter dan lebar 14 meter, dengan bobot antara 1.300 ton hingga 1.700 ton.

Kapal ini ditenagai oleh kombinasi mesin diesel dan turbin gas, yang memungkinkan mereka untuk mencapai kecepatan 25 hingga 30 knot, dengan jarak tempuh 6.000 mil dan daya tahan 60 hari.

Kapal patroli Project 22160 dilengkapi dengan sejumlah sistem canggih, termasuk radar Pal-N dan Pozitiv-MK, stasiun optoelektronik Sfera-2, serta perangkat perang elektronik dan decoy TK-25. Kapal patroli ini diawaki oleh 80 pelaut dan dapat membawa satu helikopter Kamov Ka-27 atau Ka-226.

Dalam hal persenjataan, kapal ini dipersenjatai dengan senapan serbaguna otomatis AK-176MA 76,2 mm dan berbagai sistem pertahanan udara, termasuk sistem SAM Tor-M2KM dan sistem pertahanan udara VLS 3S90M.

Kapal ini juga memiliki senapan mesin MTPU 2 × 14,5 mm dan berbagai sistem peluncur granat otomatis anti-penyabotase, serta wadah modul yang berisi torpedo 324 mm, misil anti-kapal 3M24, hingga rudal jelajah Kalibr-NK.