Bagikan:

JAKARTA - Satu pekan menjelang Ramadan, ketersediaan stok dan pasokan gas elpiji bersubsidi tidak luput dari pengawasan petugas dari Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Energi (Disnakertransgi) DKI Jakarta pada Selasa, 5 Maret.

Selain mengawasi bahan pangan, petugas juga melakukan pengawasan terhadap gas elpiji 3 kilogram bersubsidi. Salah satu pasar yang disidak berada di Jalan Sumur Batu Raya, RT 12 RW 02, Kelurahan Sumur Batu, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat.

Petugas mengecek harga gas elpiji apakah sudah sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) atau ada kenaikan harga.

Kepala Seksi Konservasi dan Pemanfaatan Energi Dinas Nakertransgi DKI Jakarta, Togas Braini mengatakan, kegiatan pengawasan ini menyambut bulan Ramadan. Dari hasil pengecekan, harga di pasaran didapati masih sesuai dengan HET yang ditetapkan melalui Pergub Nomor 4 Tahun 2015 tentang HET gas tingkat pangkalan sebesar Rp16 ribu.

Mengenai harga di tingkat pengecer, diakui terdapat variasi harga antara Rp21-23 ribu.

"Dari pengecer mereka memang mengambil margin dan sesuai dengan layanan. Tapi kita pastikan stok aman dan harga di pengecer juga masih sesuai," katanya kepada wartawan, Selasa, 5 Maret.

Selain itu, Togas juga mengatakan, saat ini Pertamina masih melakukan proses pendataan dan sosialisasi awal penerapan pembelian gas LPG 3 kilogram berbasis KTP.

Sehingga ke depan pembelian bisa dilakukan terhadap konsumen yang sudah terdata.

"Kalau untuk masyarakat satu hari satu tabung, tapi UMKM berbeda. Ke depan Pertamina akan keluarkan kebijakan mengatur lebih lanjut seperti apa," ujarnya.

Sidak tersebut akan dilakukan secara bergilir ke lima kota dan satu kabupaten administrasi di DKI Jakarta.

"Hari ini kita lakukan di Jakarta Pusat, habis Jakarta Pusat kita ke Jakarta Selatan. Kita ingin memastikan tidak ada lonjakan harga dan ketersediaan stok," katanya.