Bagikan:

JAKARTA - Satelit mata-mata pertama milik Korea Utara (Korut) telah beroperasi. Meski demikian, kemampuannya masih belum diketahui.

Pakar luar angkasa yang berbasis di Belanda mengatakan satelit bernama Malligyong-1 itu terdeteksi mengalami perubahan orbit yang dinilai hasil kendali pihak Korut.

Malligyong-1 diketahui berhasil mencapai orbitnya pada November 2023. Keberhasilan itu setelah dua kali upaya yang sama mengalami kegagalan.

“Tetapi sekarang, kita dapat dengan pasti mengatakan bahwa satelit tersebut berfungsi,” kata pakar satelit di Universitas Teknologi Delft Belanda, Dr Marco Langbroek, dalam sebuah postingan blog, dikutip dari Reuters, Rabu 28 Februari.

Media pemerintah Korut mengklaim mereka telah memotret situs-situs militer dan politik yang sensitif di Korea Selatan (Korsel), Amerika Serikat (AS), dan negara lain. Pernyataan itu hingga kini tidak dikuatkan dengan bukti berupa rilis gambar apa pun.

Langbroek kemudian mengutip data Pusat Operasi Luar Angkasa Gabungan yang dipimpin AS, menyatakan bahwa satelit tersebut melakukan manuver untuk menaikkan perigee, atau titik terendah dalam orbitnya, dari 488 km menjadi 497 km dari 19-24 Februari.

“Manuver tersebut membuktikan bahwa Malligyong-1 tidak mati, dan Korea Utara memiliki kendali atas satelit tersebut –-sesuatu yang masih diperdebatkan,” katanya.

Tanggapan Menhan Korut

Merespons penilaian tentang beroperasinya satelit mata-mata pertama Korut, Menteri Pertahanan (Menhan) Shin Won-sik mengakui hal yang berbeda.

Menurutnya, satelit itu tidak menunjukkan tanda-tanda beroperasi atau melakukan pengintaian.

Namun, Langbroek membalasnya dengan mengatakan Malligyong-1 telah melakukan manuver orbital. Menuver orbital merupakan kejutan, lantaran satelit-satelit Korut sebelumnya tidak pernah melakukan hal itu.

"Meskipun saat ini kami tidak dapat memastikan apakah satelit tersebut berhasil mengambil citra, setidaknya satelit tersebut melakukan manuver orbital, sehingga dalam hal ini satelit tersebut berfungsi," ujarnya.

“Memiliki kapasitas untuk menaikkan orbit satelit adalah suatu hal yang besar,” sambung Langbroek.

Dia pun menjelaskan selama Malligyong-1 masih ditopang bahan bakar maka ketinggian dan masa pakai satelit itu dapat diatur ulang oleh Korut.

Korut diketahui telah memberikan penyataan berencana meluncurkan tiga satelit mata-mata lagi pada tahun 2024.

.