JAKARTA - Direktur Utama Perumda PAM Jaya Arief Nasrudin mengklaim tarif layanan air bersih di Jakarta yang dipatok ke pelanggan paling murah dibanding daerah lain di Jabodetabek.
Arief mengungkapkan, Pemprov DKI belum menaikkan tarif layanan air yang dikelola PAM Jaya sejak tahun 2007.
"Tarif air di Jakarta ini terlalu murah, bahkan lebih murah daripada tarif air di Jabodetabek," kata Arief kepada wartawan, Rabu, 28 Februari.
Sampai saat ini, PAM Jaya masih mematok tarif sesuai Pergub Nomor 11 Tahun 2007 tentang Penyesuaian Tarif Otomatis (PTO) Air Minum Semester 1 Tahun 2007.
Dalam regulasi tersebut, kelompok rumah tangga sederhana dikenakan tarif Rp3.550 per tiga meter kubik atau 3.000 liter.
Sedangkan tarif layanan air untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang tinggal di rumah susun (rusun) hanya dikenakan Rp1.050 per tiga meter kubik.
"Air seukuran satu meter kubik atau 1.000 liter itu harganya cuma Rp3.500, berarti hanya Rp 35 per liternya. Kalau harga mahal, karena masyarakat membeli dari pihak ketiga misalnya dari gerobak dorong," ujar Arief.
BACA JUGA:
Sebagai informasi, Pemprov DKI menugaskan PAM Jaya sebagai BUMD untuk memenuhi 100 persen cakupan pelayanan air di seluruh wilayah Jakarta pada tahun 2030. Sementara, saat ini capaiannya masih 65,85 persen.
Karenanya, PAM Jaya tengah menjalankan sejumlah upaya pemenuhan cakupan layanan mulai dari pembangunan sistem penyediaan air minum (SPAM), pembangunan tandon air raksasa atau reservoir komunal, penggantian pipa, pemasangan pipa baru, hingga peningkatan pelanggan.