JAKARTA - Aliansi militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menunjuk seorang wanita yang fasih berbahasa Arab dan berkewarganegaraan Inggris, Farah Dakhlallah sebagai juru bicara baru.
"Merupakan suatu kehormatan dan hak istimewa untuk ditunjuk sebagai buru bicara NATO, yang memimpin pers dan media aliansi selama masa kritis ini," tulis Dakhlallah di media sosial X, seperti dikutip 28 Februari.
"NATO melindungi lebih dari 1 miliar orang, menjaga kebebasan dan demokrasi mereka, dan berkontribusi terhadap dunia yang lebih damai," sambungnya.
Mengutip The National News, Dakhlallah terakhir menjabat sebagai direktur hubungan media untuk Timur Tengah dan Afrika di AstraZeneca. Dia sebelumnya menjabat sebagai manajer komunikasi di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antara tahun 2017 dan 2021.
Sebelumnya, dia menjabat sebagai juru bicara bahasa Arab untuk Kantor Luar Negeri dan Persemakmuran Inggris antara tahun 2014 dan 2016.
Sementara itu, situs NATO menyebutkan Dakhlallah akan mengemban tanggung jawabnya mulai Bulan Maret mendatang. Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengungkapkan alasan penting dibalik penunjukan Dakhlallah.
"Saya menantikan kehadiran Farah Dakhlallah sebagai Juru Bicara NATO berikutnya. Di dunia yang lebih berbahaya, komunikasi yang jelas dan tepat waktu, serta keterlibatan dengan media, menjadi lebih penting dari sebelumnya," ujar Stoltenberg.
Dakhlallah memperoleh gelar master dalam bidang hubungan internasional di Universitas Cambridge dan master dalam bidang media dan komunikasi di London School of Economics. Dia sebelumnya belajar seni audiovisual di Universite Saint Joseph di Beirut.
BACA JUGA:
Dia menggantikan Oana Lungescu, yang menjabat sebagai juru bicara dari tahun 2010 hingga 2023. Lungescu adalah wanita pertama yang lahir di bekas blok Soviet yang ditunjuk untuk menduduki jabatan tersebut.