MATARAM - Ratusan warga di Kelurahan Pejeruk Ampenan, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, 'menyerbu' beras murah SPHP dalam kegiatan pasar rakyat yang dilaksanakan oleh Dinas Perdagangan setempat.
Beras SPHP tersebut menjadi incaran warga karena harga hanya Rp10.400 per kilogram atau di bawah harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp10.900 per kilogram.
"Tidak apa-apa kita antre lama, karena di harga beras di pasar mencapai Rp16.000-Rp17.000 per kilogram," kata Muniah salah seorang warga yang sedang mengantre membeli beras SPHP dikutip dari Antara, Selasa, 27 Februari.
Sementara Kepala Bidang (Kabid) Bahan Pokok dan Penting (Bapokting) Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram Sri Wahyunida yang dikonfirmasi terkait kegiatan itu, mengatakan, untuk distribusi beras SPHP dalam satu titik kegiatan pasar rakyat dialokasikan 2 ton.
"Hanya saja, karena animo masyarakat sangat tinggi membeli beras SPHP ini. Sebanyak 2 ton kuota yang kita siapkan terjual habis dalam waktu singkat," katanya.
Apalagi harga beras SPHP yang ditetapkan Bulog dalam kegiatan pasar rakyat ini lebih murah dibandingkan harga pasar, sehingga masyarakat rela antre untuk mendapatkan beras murah.
"Untuk pemerataan, satu pembeli hanya dibolehkan membeli maksimal 10 kilogram atau dua kantong beras SPHP," katanya.
Selain beras, beberapa kebutuhan pokok yang juga menjadi incaran warga dalam kegiatan pasar rakyat tersebut adalah telur yang dijual Rp45.000 per 30 butir dengan ukuran sedang di stan BI, dan ada juga yang Rp50.000 per 30 butir di stan petani lainnya.
"Sementara harga telur di pasar dengan ukuran yang sama Rp56.000 per 30 butir," katanya.
Sedangkan untuk minyak goreng, lanjutnya, juga menjadi incaran warga terutama jenis MinyaKita yang dijual sesuai HET yakni Rp14.000 per liter.
Kemudian cabai rawit di harganya Rp5.000 per 250 gram, sementara di pasar harganya mencapai Rp12.500 per 250 gram.
Dengan tingginya animo masyarakat berbelanja di pasar rakyat ini, menurut Sri, sesuai dengan target kegiatan yakni untuk meningkatkan daya beli masyarakat di tengah kenaikan harga sejumlah komoditas menjelang Hari Raya Nyepi 2024 dan Ramadhan 1445 Hijriah.
BACA JUGA:
"Semoga kegiatan ini bisa mendekatkan, membantu, dan meringankan pemenuhan kebutuhan masyarakat," katanya sambil menambahkan kegiatan pasar rakyat akan berlangsung sampai 7 Maret 2024 di enam kecamatan se-Kota Mataram.