Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan penjelasan kepada masyarakat terkait penyebab harga beras di pasar dalam negeri meroket. Kepala negara menyebutkan alasannya karena adanya perubahan iklim hingga sebagian negara lain juga mengalami hal serupa.

"Kenapa harga beras naik? Karena ada perubahan musim, ada El Nino, dan itu dialami bukan hanya negara kita, tetapi juga negara lain mengalami hal yang sama," ungkap Presiden Jokowi kepada perwakilan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Gudang Bulog Batangase, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis 33 Februari, disitat Antara.

Kepala Negara menekankan disela pemberian bantuan pangan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) tahap pertama kepada seribu warga KPM di Maros saat kunjungan kerjanya di Gudang Perum Bulog Batangase setempat, adalah sebagai bentuk perhatian serius pemerintah kepada masyarakat.

Selain itu, dengan pemberian beras 10 kilo per bulan selama enam bulan ke depan kepada KPM, tentu mengurangi beban masyarakat di tengah kenaikan harga beras di pasaran dampak dari El Nino serta perubahan iklim.

"Hanya di negara lain tidak diberi 10 kilo perbualan, rakyat kita diberi 10 kilo setiap bulan, bedanya itu. Harga beras di seluruh dunia naik," tutur Jokowi di hadapan warga penerima yang disambut tepukan tangan.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menyampaikan pemerintah mulai menyalurkan bantuan pangan CBP untuk tahap pertama di seluruh Indonesia kepada KPM termasuk di Kabupaten Maros dengan berat 10 kilogram perbulannya.

"Bapak ibu sekalian, sudah terima beras 10 kilo?. Januari sudah terima, Februari sudah terima, Maret akan terima lagi, yang belum akan terima lagi. April akan terima lagi, Mei akan terima lagi dan Juni akan terima lagi, yang tidak setuju tunjuk jari," ucapnya menyapa perwakilan penerima bantuan di area gudang Bulog tersebut.

Presiden menegaskan pemberian bantuan pangan mulai Januari 202 dan masih berlangsung hingga Juni 2024. Namun pada Juli, akan dilihat kembali kemampuan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

"Nanti setelah Juni saya lihat dulu APBN-nya. Kalau cukup, tetapi saya tidak janji loh," tutur Jokowi kepada penerima sembari tersenyum.

Mantan Wali Kota Solo ini sempat menanyakan kepada penerima bantuan di tempat itu, apakah bantuan CBP untuk dua bulan yakni Januari dan Februari sudah diterima, dan begitupun Bantuan Langsung Tunai (BLT), apakah juga sudah ada yang terima di sini, warga menjawab ada sudah yang menerima dan ada menjawab belum.

"BLT itu ada yang terima ada yang tidak, karena tidak semuanya. Tetapi, sebentar lagi akan keluar BLT sebesar Rp200 ribu, Rp200 ribu, Rp200 ribu (Rp600), tetapi saya tidak tahu di sini ibu-ibu, bapak-bapak dapat semua, saya enggak tahu," tutur presiden saat berinteraksi dengan warga penerima manfaat.

Jokowi menyebut pemerintah juga memberikan bantuan untuk BLT sebanyak 22 juta orang penerima, sebab berbeda bantuan yang diberikan beras 10 kilogram dengan penerima BLT. Kadang ada yang sama dan kadang tidak sama bagi yang pantas diberikan 10 kilo dengan BLT.

Presiden Jokowi dalam kunjungan kerja di Sulawesi Selatan didampingi Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin, Bupati Maros Andi Syafril Chaidir Syam beserta pejabat terkait lainnya.