JAKARTA - Exit poll lembaga survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan pengendalian harga-harga kebutuhan pokok merupakan masalah paling mendesak yang harus diselesaikan oleh pemimpin nasional lima tahun ke depan.
Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Hendro Prasetyo mengatakan sebanyak 27,9 persen dari 2.975 responden exit poll lembaga tersebut secara umum menilai pengendalian harga kebutuhan pokok merupakan masalah paling mendesak.
"Seperti kita ketahui, saat ini sedang ada kenaikan harga beras hingga cabai," ucap Hendro dalam acara Rilis Exit Poll Pilpres 2024 : Basis Demografi dan Perilaku Pemilih dilansir ANTARA, Rabu, 21 Februari.
Selain pengendalian harga kebutuhan pokok, ia mengungkapkan masalah pemberantasan korupsi (16,3 persen), pengurangan kemiskinan (14,9 persen), serta penyediaan lapangan kerja atau pengangguran (13,6 persen), turut menjadi masalah mendesak lainnya. Dengan demikian, isu ekonomi cenderung mendominasi masalah paling mendesak yang harus diselesaikan oleh pemimpin nasional menurut responden.
Tak hanya secara umum, Hendro menyebutkan berdasarkan pilihan calon presiden dan calon wakil presiden (capres dan cawapres), pengendalian harga kebutuhan pokok juga menjadi masalah mendesak.
Berdasarkan responden dengan basis pilihan pasangan calon (paslon) nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, sebanyak 31,2 persen menilai pengendalian harga kebutuhan pokok merupakan masalah mendesak untuk diselesaikan pemimpin nasional lima tahun ke depan.
Kemudian pada responden dengan basis pilihan paslon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, lanjut dia, sebanyak 26,5 persen menilai hal yang sama. Begitu pula dengan penilaian mayoritas responden dengan basis pilihan paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD, yakni sebanyak 28 persen.
"Permasalahan lainnya juga ada disebutkan, namun tetap yang paling menonjol adalah mengendalikan harga kebutuhan pokok, baik secara umum maupun menurut basis tiap capres-cawapres," tuturnya.
BACA JUGA:
Exit poll merupakan wawancara kepada pemilih yang baru menggunakan hak suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) mengenai pilihan dan latar belakang pilihan, termasuk isu-isu yang beredar selama masa kampanye.
Pada exit poll Pemilu 2024, Indikator Politik menggunakan metode wawancara tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih kepada 2.975 responden di 3.000 TPS, dengan toleransi kesalahan (margin of error) +/- 1,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.