Bagikan:

JAKARTA - Keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menunda ajang Formula E untuk mencegah menyebar COVID-19 ditanggapi nyinyir Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD. Katanya, bagaimana jika ternyata yang jadi alasan penundaan adalah hitung-hitungan bahwa ajang itu tak akan memancing partisipasi penonton?

"Jangan-jangan, itu tidak sukses kan (Formula E). Karena kecenderungan banyak dunia kan sekarang menghendaki agar menghindari perkumpulan-perkumpulan orang terlalu banyak, seperti tontonan dan sebagainya," kata Mahfud kepada wartawan di Kantor Kemenkopolhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Rabu, 11 Maret.

Dengan kondisi itu, Mahfud melihat potensi kerugian jika Formula E dipaksakan digelar. Lebih lanjut, Mahfud menjelaskan, anggapannya soal ini didasari oleh situasi Jakarta yang sejatinya tak terdesak oleh COVID-19. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu yakin, tak ada kepanikan meski ada 32 kasus penyebaran COVID-19.

"Menurut saya sih keamanan dan situasi Jakarta itu biasa-biasa saja, enggak ada kepanikan. Tapi yang tahu persis itu pak Anies, kepanikan itu biasa saja," katanya.

Diberitakan, sebelumnya, Anies resmi menunda penyelenggaraan Formula E di Jakarta. Langkah ini diambil sebagai upaya mencegah penularan virus corona atau COVID-19.

Penundaan Formula E yang seharusnya digelar pada 6 Juni mendatang tertuang dalam Surat Gubernur DKI Nomor 117/-1.857.73. Surat ini ditujukan kepada Organizing Committee Jakarta E-Prix tanggal 9 Maret 2020.

"Karena kita menempatkan kesehatan dan keselamatan sebagai prioritas utama, kita menuturkan akan menunda pelaksanaan Formula E di Bulan Juni," kata Anies di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Rabu, 11 Maret.

Alasan kuat Anies menunda gelaran Formula E adalah untuk mencegah semakin banyak warga yang tertular virus corona. Sebab, adu balap mobil bebas emisi ini menghadirkan pebalap serta tim dari berbagai negara. Dikhawatirkan para peserta Formula E dan turis asing yang akan datang ke Jakarta membawa virus yang sudah mewabah di penjuru dunia tersebut. 

Ke mana uang Rp360 miliar?

Lupakan Mahfud dengan kenyinyirannya. Kami punya alasan lebih substantif dan rasional untuk mengkritisi Anies. Soal uang anggaran Formula E, misalnya. Pengamat kebijakan publik Trubus Rahardiansyah menyebut keputusan Anies untuk menunda ajang Formula E sudah tepat sebenarnya, dalam rangka untuk mencegah penyebaran COVID-19. Apalagi, masih belum diketahui seperti sampai kapan wabah ini terus terjadi.

"Pak Anies membaca ini kondisi ke depan cukup berat karena di berbagai negara. Bahkan, Olimpiade Jepang 2020 saja ditunda di bulan Juli," kata Trubus saat dihubungi via sambungan telepon, Kamis, 12 Maret.

Meski telah melakukan penundaan, Anies harus memastikan benar bagaimana nasib uang yang telah dibayarkan Pemprov DKI Jakarta pada pihak penyelenggara sebesar Rp360 miliar sebagai commitment fee tidak hangus. Sebab, jika hal itu terjadi maka mantan Menteri Pendidikan itu bisa saja diseret dalam persoalan hukum.

"Uang yang sudah dibayarkan, fee kepada FIA Formula E kalau hangus nanti bisa jadi abuse of power. Artinya dia bisa diseret ke persoalan hukum tapi ketika kondisinya ada jaminan bahwa di situ tidak akan hilang uang itu, berarti kan hanya masalah penundaan waktu," ungkapnya.

Sementara untuk pemerintah daerah, Trubus menilai tak perlu ada polemik apapun terkait penundaan ini. Kata dia, seharusnya pemerintah pusat bisa mendukung keputusan Anies.

Mengingat, saat ini jumlah penyebaran COVID-19 telah meningkat secara signifikan sejak diumumkan untuk pertama kalinya pada Senin, 2 Maret lalu. "Harusnya pemerintah pusat mensupport itu. Karena bagaimana pun juga, harusnya ada kebersamaan antara pusat dan daerah dalam mencegah perluasan corona."